Jumat 19 Sep 2025 19:36 WIB

Pelatihan Pekerja Migran Dinilai Perlu Berbasis Digital

Pola belajar generasi muda lebih condong ke metode interaktif, visual, dan digital.

Rep: Muhammad Nursyamsi / Red: Satria K Yudha
Para calon pekerja migran dari Kota Tasikmalaya mendapatkan pelatihan bahasa dan budaya Jepang sebelum diberangkatkan (ilustrasi).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Para calon pekerja migran dari Kota Tasikmalaya mendapatkan pelatihan bahasa dan budaya Jepang sebelum diberangkatkan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pola pelatihan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) dinilai perlu segera bertransformasi agar lebih adaptif terhadap kebutuhan generasi muda dan perkembangan teknologi.

Ketua Umum Perkumpulan Penyelenggara Pelatihan Vokasi Pekerja Migran Indonesia (P3VOKASI-PMI), Faisaludin Sondeng, menilai metode pelatihan saat ini masih konvensional dan belum sesuai dengan karakter generasi milenial maupun Gen Z.

Baca Juga

“Di era digital ini, pelatihan sudah seharusnya dilakukan secara daring atau hybrid. CPMI bisa mengikuti pelatihan dari mana saja tanpa perlu meninggalkan pekerjaan atau keluarga. Ini akan jauh lebih efisien secara waktu maupun biaya,” kata Faisal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (19/9/2025).

Ia menambahkan, studi menunjukkan pola belajar generasi muda lebih condong ke metode interaktif, visual, dan digital. Hal ini, menurutnya, harus menjadi dasar penyusunan ulang sistem pelatihan CPMI.

Persaingan global yang semakin ketat, terutama pada bidang keterampilan khusus, menuntut Indonesia menyiapkan tenaga kerja migran yang lebih kompeten. Faisal menekankan, modernisasi pelatihan harus menjadi bagian dari strategi nasional pemberdayaan dan perlindungan pekerja migran sejak pra-keberangkatan.

“Jika pemerintah serius menyiapkan tenaga kerja unggul, pelatihan yang adaptif dan efisien adalah keharusan, bukan pilihan,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement