REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jepang berkomitmen memperkuat kerja sama dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ketika kemitraan antara organisasi regional dan negara tersebut kini memasuki tahun ke-50. Menteri Luar Negeri Jepang Hayashi Yoshimasa dalam acara Simposium 50 tahun Persahabatan ASEAN-Jepang yang digelar di Jakarta, Senin (13/2/2023), mengatakan bahwa peningkatan kerja sama dengan ASEAN menjadi sangat penting di tengah dinamika yang kini terjadi, terutama di kawasan Indo-Pasifik.
Jepang menjadi mitra wicara pertama ASEAN dan pertama kali menjalin dialog informal pada 1973 sebelum akhirnya diresmikan pada Maret 1977. "Penting bagi Jepang dan ASEAN terus tumbuh bersama berdasarkan rasa saling percaya dan menghormati, menjunjung tinggi keberagaman dan inklusivitas, serta memimpin jalan di era baru ini," kataYoshimasa melalui tayangan video.
Yoshimasa mengungkapkan bahwa KTT peringatan yang menandai kemitraan 50 tahun ASEAN-Jepang akan digelar di Tokyo pada Desember tahun ini. Pada KTT tersebut akan diumumkan visi baru kerja sama ASEAN-Jepang dalam 50 tahun ke depan.
Dia menambahkan perayaan 50 tahun persahabatan ASEAN-Jepang mengambil tema "Persahabatan Emas, Peluang Emas" yang menurutnya sangat tepat dalam menggambarkan hubungan antara kedua mitra tersebut.
"Jepang ingin maju bersama masyarakat ASEAN sehingga kita bisa memimpin era baru dan berkembang bersama," ucap dia.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyatakan peran Jepang sangat dibutuhkan dalam ASEAN guna membantu membangun kawasan Indo-Pasifik yang stabil dan damai yang mendorong kemakmuran bagi semua.
"Indonesia bergantung kepada dukungan Jepang untuk bersama-sama dengan ASEAN membangun kawasan Indo-Pasifik menjadi pusat pertumbuhan. Saya berharap ASEAN dan Jepang dapat memperkuat kemitraan berdasarkan asas saling menghargai dan saling menguntungkan," kata Retno.