REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Executive Director Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda menilai 2023 merupakan momen yang tepat untuk membeli properti. Ali optimistis, tahun ini industri properti tidak akan kehilangan daya beli karena adanya kekuatan pasar lokal dan ekonomi fundamental Indonesia.
"Jika mampu, lebih baik beli properti di tahun 2023 daripada menunggu tahun-tahun depan. Harga properti akan makin bersahabat di tahun politik ini. Setelah pemilu, bisa jadi harga properti akan naik seiring kenaikan permintaan," ujar Ali dalam Media Gathering Pinhome dalam rangka ulang tahun Pinhome ke-3, di Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Untuk lokasi, Jabodetabek masih menjadi kota yang paling prospektif di Indonesia untuk pertumbuhan properti.
Konsultan properti Knight Frank Indonesia menyebutkan Jakarta masih tetap menjadi kota yang paling prospektif di Indonesia untuk pertumbuhan properti walaupun ibu kota negara dipindahkan dari Jakarta ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
"Para pemangku kepentingan menilai bahwa Jabodetabek masih menjadi kota yang paling prospektif di Indonesia untuk pertumbuhan properti," ujar Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat atau yang biasa disapa Sari.
Sari mengakui, terkait pertumbuhan properti, berpindahnya fungsi ibu kota dari Jakarta ke Ibu kota baru memang mengurangi ritme kegiatan di Jakarta.
"Namun, fungsi lain Jakarta, seperti bisnis, perdagangan, hiburan, pendidikan, budaya, dan pelabuhan akan tetap mewarnai derap kegiatan di Jakarta," katanya pula.
Berdasarkan Property Outlook Survey 2023 yang dirilis Knight Frank Indonesia, daerah Jabodetabek masih dinilai oleh 51 persen responden sebagai kawasan yang prospektif untuk investasi sektor properti. Sedangkan wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN) di posisi kedua.
Bisnis e-Commerce, pusat data, dan logistik juga dinilai memiliki daya ungkit positif terhadap pertumbuhan properti tahun depan.