REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Duta Besar Rusia untuk Inggris Andrei Kelin mengatakan, negaranya siap melakukan perundingan damai dengan Ukraina kapan pun diminta. Dia mengaku tak mengerti mengapa Kiev enggan terlibat dalam pembicaraan semacam itu.
Kelin menjelaskan, pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina dimulai pada April tahun lalu. Namun Amerika Serikat (AS) dan Inggris memutuskan bahwa Ukraina harus berperang. Kiev pun menuruti keinginan kedua negara tersebut.
“Presiden Ukraina telah membuat keputusan bahwa tidak akan ada pembicaraan damai. Ini tidak bisa kami mengerti,” ungkap Kelin dalam sebuah wawancara khusus dengan Al Arabiya, Kamis (16/2/2023).
Pada Desember 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin sempat mengusulkan kemungkinan pembicaraan damai. Namun upaya itu dipatahkan Ukraina karena Rusia terus membombardir fasilitas-fasilitas energi di negara tersebut. Menurut Kelin, saat ini Ukraina telah menjadi bahaya dan ancaman nyata bagi Rusia.
“Ukraina memiliki potensi militer yang besar, dan kami harus mengurangi potensi ini. Kami ingin menjadikan Ukraina negara normal, di mana semua warga negara hidup dalam kondisi yang sama,” ucap Kelin.
Dia tak menjelaskan potensi militer seperti apa yang dimiliki Ukraina. Kelin pun tak menerangkan tentang apa yang dia maksud menjadikan Ukraina sebagai negara normal. Kelin hanya menyebutkan bahwa bantuan militer, termasuk tank, dari berbagai negara Barat, tak menyurutkan operasi pasukan Rusia.
“Kami telah menghancurkan semua tank yang pernah ada di Ukraina sebelumnya. Kami telah menghancurkan semua tank yang telah dikirim dari berbagai negara. Dan kami akan menghancurkan tank baru saat mereka tiba (di Ukraina), serta jet (tempur),” ucap Kelin.
Kelin mengungkapkan, menjelang peringatan satu tahun perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari mendatang, negaranya akan berusaha mencapai tujuan yang telah dirumuskan. “Tujuan bersama adalah untuk menghentikan diskriminasi dan pembunuhan terhadap warga Rusia (di Ukraina),” ujarnya.
Vladimir Putin pernah menyatakan bahwa tujuan operasi militer di Ukraina adalah untuk mende-Nazi-fikasi negara tersebut. Putin pun sempat menuding Barat mengobarkan perang proksi terhadap Rusia dengan mempersenjatai Ukraina serta menjatuhkan sanksi kepada Rusia.