REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Kontak Majelis Taklim (BMKT) lahir pada tanggal 1 Januari 1981 atas kesepakatan lebih dari 700 majelis taklim. Diprakarsai oleh Tutty Alawiyah, seorang ustazah, muballighah yang telah berkecimpung di majlis taklim sejak usia yang masih sangat muda.
Ketua Umum BMKT, Hj Syifa Fauzia mengatakan pada awal pembentukan nya, BKMT bertujuan untuk meningkatkan kualitas mutu pembelajaran di majelis taklim dengan membentuk forum bersama sebagai wadah komunikasi antar sesama majelis taklim yang saat itu berada di Jakarta dan sekitarnya.
Seiring berjalan nya waktu, BKMT mulai giat diikuti oleh majelis taklim di luar DKI Jakarta. Tutty Alawiyah yang kala itu telah menjadi ustazah ternama, makin dikenal di masyarakat. Tutty pun berkeinginan agar majelis taklim lebih bermartabat, bukan hanya sebagai tempat belajar mengajar keislaman, namun memberikan kontribusi dan peranannya untuk umat dan masyarakat.
"BKMT pun membuktikan, menjadi pioniir organisasi majlis taklim terbesar, yang bersifat independen tanpa afiliasi dari pihak manapun," ungkap Syifa Fauzia dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (18/2/2023).
Hingga di tahun 1991, pada dasawarsa BKMT, Tutty menyelenggarakan acara kolosal di Stadion Utama Gelora Bung Karno, dan menghadirkan Ibu Tien Soeharto. Acara besar ini Menjadi tolak ukur penyelenggaraan acara acara besar BKMT.
Tidak kurang dari 100.000 jamaah majlis taklim berkumpul dan menjadi syiar semangat bagi BKMT di seluruh Indonesia. Terbukti sudah delapan kali menyelenggarakan acara besar di stadion GBK dan juga berbagai tempat lainnya seperti Silang Monas, Taman Mini Indonesia Indonesia, Masjid Istiqlal dan sebagainya.
Kiprah BKMT pun semakin meluas, ditandai dengan makin banyaknya keberadaan BKMT di setiap provinsi di seluruh Indonesia. Melalui berbagai kegiatan dan program nya, BKMT meluaskan peran tidak hanya bergerak dalam bidang dakwah, pendidikan dan sosial kemasyarakatan, namun aktif dalam pemberdayaan ekonomi, penguatan wawasan bangsa, berperan aktif dalam kepemimpinan nasional serta tanggap terhadap isu isu strategis dan keummatan.
Ia mengatakan beranggotakan 95 persen perempuan, BKMT menjadi organisasi dengan anggotanya yang multi profesi , antara lain, Ustazah, tokoh masyarakat, politisi, guru, dokter, pejabat pemerintahan, dan ibu rumah tangga.
Hingga usianya kini, BKMT terus memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kualitas masyarakat. Bergerak menjadi garda terdepan perjuangan dan pemberdayaan umat.
Dengan terus menjunjung nilai nilai filosofis pendirinya Prof Tutty Alawiyah, yaitu menjadi kader yang beriman bertaqwa, berdedikasi tinggi, memiliki semangat juang untuk kebermanfaatan, dan merekatkan kebersamaan dalam peran nya di segala aspek kehidupan.