Kamis 23 Feb 2023 07:53 WIB

Rusia dan AS Saling Pamer Kekuatan Aliansi

AS dengan NATO sedangkan Rusia dengan Cina

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin menunjukkan kekuatan aliansi mereka. AS dengan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sementara Rusia dengan Cina.
Foto: AP/Alexei Druzhinin/Pool Sputnik Government
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin menunjukkan kekuatan aliansi mereka. AS dengan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sementara Rusia dengan Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin menunjukkan kekuatan aliansi mereka. AS dengan Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sementara Rusia dengan Cina. Unjuk persekutuan ini dipamerkan beberapa hari sebelum satu tahun perang di Ukraina.

Ketegangan global antara negara adidaya terlihat jelas pada Rabu (22/2/2023) ketika Biden bertemu NATO di Warsawa dan Putin bertemu pejabat tinggi kebijakan luar negeri Partai Komunis Cina Wang Yi di Moskow. Dalam pertemuannya dengan negara anggota NATO yang berbatasan dengan Rusia, Biden menegaskan AS "akan mempertahankan setiap inci NATO".

Baca Juga

Putin yang berharap Presiden Xi Jinping akan mengunjungi Rusia mengatakan hubungan antara kedua negara memasuki "batasan yang baru." Washington khawatir Beijing akan memberikan bantuan material untuk membantu Moskow dalam perang di Ukraina yang dimulai 24 Februari tahun lalu dan menjadi konflik besar pertama di Eropa sejak Perang Dunia II.

Perang ini telah memaksa jutaan orang mengungsi, mengubah kota-kota dan desa-desa Ukraina menjadi reruntuhan, dan merusak perekonomian dunia.

Dalam pidato kenegaraan di Hari Pertahanan Tanah Air, Putin mengatakan Rusia akan terus memberikan perhatian untuk memperkuat kekuatan nuklir. Ia juga mengatakan Moskow akan memulai pengiriman massal rudal hipersonik air-ke-udara Zirkon.

Rusia, Cina dan Afrika Selatan akan memulai latihan militer di Samudra Hindia. Moskow membawa kapal fregat yang dilengkapi rudal hipersonik.

Dalam pidato yang dirilis Kremlin pada Kamis (23/2/2023) Putin juga mengatakan Rusia akan melengkapi angkatan bersenjatanya dengan perlengkapan canggih dan mendorong produksi senjata konvensional.  

Dalam kunjungannya ke Moskow, Wang Yi juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov. "(Cina akan) teguh memegang posisi objektif dan imparsial dan memainkan peran konstruktif dalam menyelesaikan krisis politik," kata Wang seperti dikutip kantor berita Rusia, Tass.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Lavrov dan Wang tidak membahas rencana perdamaian Cina. Hubungan Cina dan Rusia, kata Wang, tidak menentang pihak ketiga. Tapi ia menyinggung AS dengan mengatakan Cina dan Rusia tidak akan "menyerah pada tekanan pihak ketiga."

Sementara itu di Warsawa, Biden bertemu pemimpin negara-negara Eropa Timur yang selama Perang Dingin bersekutu dengan Rusia atau bagian dari Uni Soviet. Kini mereka salah satu pendukung paling vokal Ukraina.

"Sebagai sayap kiri NATO, anda berada di garis depan pertahanan kolektif kami. Anda lebih tahu dari siapapun apa yang dipertaruhkan dari konlik ini, tidak hanya untuk Ukraina, tapi juga untuk kebebasan demokrasi di seluruh Eropa dan dunia," kata Biden.

Kremlin menganggap perluasan NATO ke Swedia dan Finlandia sebagai ancaman nyata. Dalam kunjungan luar negerinya pekan ini termasuk kunjungan mendadak ke Kiev, Biden membantah tuduhan Rusia, Barat ingin menguasai atau menghancurkan Rusia.

Sementara dalam pidatonya di peringatan satu tahun perang Ukraina di Majelis Umum PBB, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam invasi Rusia sebagai pelanggaran terhadap dasar-dasar Piagam PBB dan hukum internasional. Ia juga mengkritik ancaman Moskow mengenai penggunaan senjata nuklir.

Dalam dua pidatonya bulan September lalu, Putin mengindikasi bila diperlukan ia akan menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan Rusia.

"Kami telah mendengar ancaman implisit untuk penggunaan senjata nuklir, apa yang disebut penggunaan senjata nuklir taktis benar-benar tidak dapat diterima, sudah waktunya untuk mundur dari jurang," kata Guterres.

Putin menangguhkan perjanjian pengendalian senjata nuklir New Start dengan AS. Ia menuduh Washington mendorong perang menjadi konflik global dengan mempersenjatai Ukraina.

Seorang pejabat pertahanan Rusia mengatakan Moskow akan bertahan pada kesepakatan pembatasan rudal nuklir dan akan memberitahukan AS mengenai perubahannya. Dalam wawancara dengan stasiun televisi ABC, Biden mengatakan ia tidak melihat sikap Moskow pada senjata nuklir akan berubah dan menurutnya pidato Putin tidak mengisyaratkan Rusia akan menggunakan senjata nuklir.

Saat ditanya tentang keputusan Rusia menangguhkan partisipasi di New Start. "Itu sebuah kesalahan besar," jawab Biden.

"(Tapi) saya tidak membacanya ia berpikir menggunakan senjata nuklir atau apa pun seperti itu," tambah Biden.

Sementara di medan perang Rusia berusaha menguasai sepenuhnya wilayah Donbas, yang terdiri dari dua provinsi di bagian timur Ukraina. Rusia berulang kali melancarkan serangan.

Seorang pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia berhasil menerobos pertahanan Ukraina di dekat Kota Kreminna pada Selasa (21/2/2023) lalu tapi dipukul mundur lagi dan kehilangan beberapa senjata berat. Kreminna sekitar 70 kilometer di sebelah utara Kota Bahkmut yang merupakan pusat serangan Rusia.

Sejak awal invasi yang mereka sebut "operasi militer khusus" Rusia berhasil menguasai seperlima wilayah Ukraina. Ukraina dan sekutu-sekutunya di Barat menggambarkan invasi tersebut sebagai upaya merebut wilayah negara tetangga.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement