REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di balik segudang manfaat, teknologi digital juga menyimpan potensi bahaya. Khususnya bagi kelompok anak-anak, akses kemudahan internet perlu diperhatikan secara saksama.
Peneliti Devie Yundianto mengingatkan adanya ancaman pornografi bagi anak lewat dunia digital. Menurut dia, yang dapat menjadi ancaman bagi anak-anak yaitu penggunaan media yang tidak bijak dan tidak terkontrol. Salah satu dari mudahnya anak-anak membuka atau mengakses pornografi.
"Resiliensi dalam dunia online sangat penting kita perkuat untuk anak-anak sehingga mereka tidak terpapar pengaruh negatif yang ada di digital platform," kata Devie dalam diskusi Ngobrol Bareng Legislator (Ngobras) bertema 'Keamanan Anak Dalam Platform Digital' di Jakarta pada Jumat (24/2/2023).
Seorang fasilitator Abid Mujadid, menerangkan, perkembangan teknologi digital saat ini seperti dua mata pisau. "Orang dewasa mungkin tidak pengguna aktif, tapi bagi anak-anak di bawah 17 tahun hampir semua pengguna aktif media sosial. Ini kemajuan seperti dua mata pisau, satu positif, satu negatif," jelasnya dalam siaran di Jakarta, Sabtu (25/2/2023).
Guna menghindari anak-anak dari dampak negatif internet, sambung dia, diperlukan pengawasan ketat dari orang tua. Abid menekankan, orang tua harus mengajarkan kepada anak-anak tentang bagaimana menggunakan internet yang bertanggung jawab.
Menurut anggota Komisi I DPR, Subarna, maraknya kasus kenakalan remaja yang saat ini terjadi disinyalir merupakan bagian dari dampak negatif pemanfaatan platform digital yang tanpa pengawasan. Dia menilai, cara untuk menanggulangi dampak bahaya dunia digita bagi anak-anak adalah melindungi identitas platform digital anak-anak, mengawasi siapa lawan bicara anak-anak.
Selain itu, anak-anak semestinya mengonsumsi konten yang seusianya. "Yang utama adalah menanamkan kreativitas kepada anak-anak untuk mewujudkan literasi digital serta mewujudkan generasi yang berkarakter," ungkap Subarna