Ahad 26 Feb 2023 23:25 WIB

Deputi Gubernur DKI Sebut Punya Target Pengurangan Sampah pada 2025

Deputi Gubernur DKI Marullah Matali sebut punya target pengurangan sampah pada 2025.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah petugas kerja bakti mengangkut sampah di Jakarta. Deputi Gubernur DKI Marullah Matali sebut punya target pengurangan sampah pada 2025.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah petugas kerja bakti mengangkut sampah di Jakarta. Deputi Gubernur DKI Marullah Matali sebut punya target pengurangan sampah pada 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta memiliki target pengurangan sampah dan penanganan sampah untuk tahun 2025. Maka dari itu, seluruh masyarakat di Indonesia diimbau untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.

"Pengelolaan sampah organik sisa makanan di rumah bisa dilakukan semua rumah tangga di Indonesia. Kami memiliki target pengurangan sampah sebesar 30 persen dan penanganan sampah 70 persen di tahun 2025," kata Deputi Gubernur DKI Bidang Budaya dan Pariwisata Marullah Matali di di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Ahad (26/2/2023).

Baca Juga

Kemudian, ia melanjutkan Pemprov DKI sudah meluncurkan program pilah pilih sampah yang menerapkan konsep 3R (Reduce, Reusue, dan Recycle) dan program Samtama (Sampah Tanggung Jawab Bersama).

Program Samtama merupakan pengurangan sampah dari sumbernya melalui RW-RW percontohan. Terdapat 22 RW percontohan yang diharapkan dari waktu ke waktu akan terus bertambah. Program ini dijalankan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Perda Nomor 3/2013 tentang Pengelolaan Sampah.

Ia menambahkan sampah tidak hanya menjadi timbunan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tapi menjadi satu barang yang memiliki nilai guna dan nilai jual serta memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan.

"Untuk mencapai target zero waste to zero emissions, kita harus melakukan pengelolaan sampah dengan pengomposan sisa makanan di rumah," kata dia.

Ia menjelaskan jumlah sampah saat ini di DKI Jakarta tidak kurang menghasilkan 7.500 ton per hari diantara 7.500 ton itu, 50 persennya adalah sampah organik.

"Maka dari itu, masyarakat harus aktif dan memilah sampah dari sekarang agar penumpukan sampah di TPA tidak terus meningkat," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement