Selasa 28 Feb 2023 05:42 WIB

Menko: Penanaman Nilai Agama Kuatkan Pembentukan Akhlak pada Anak

Akhlak mulia merupakan keharusan dimiliki setiap anak Indonesia.

Ilustrasi suasana pembelajaran yang membentuk karakter anak.
Foto: Dok. Republika
Ilustrasi suasana pembelajaran yang membentuk karakter anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan penanaman nilai-nilai ajaran agama sangat penting untuk mendukung pembentukan karakter positif pada diri anak.

"Karena itu orang tua perlu menanamkan nilai-nilai ajaran agama pada anak sejak usia dini," kata Muhadjir Effendy dalam keterangannya di Jakarta, Senin (27/2/2023).

Baca Juga

Pendidikan karakter melalui penanaman nilai-nilai keagamaan dapat membentuk anak menjadi pribadi yang berakhlak mulia. "Generasi yang berakhlak mulia dan memiliki budi pekerti yang luhur tumbuh menjadi penerus bangsa yang unggul dan berkualitas," katanya.

Aspek yang juga penting dalam pendidikan karakter adalah mencetak anak menjadi generasi yang memiliki jiwa toleransi dan gotong royong, menghargai orang lain, berintegritas, serta memiliki rasa empati yang tinggi.

Menko menambahkan, untuk mengintensifkan penanaman nilai-nilai ajaran agama diperlukan kerja sama antara orang tua dengan guru di sekolah.

"Orang tua atau keluarga sebagai wahana pertama dan utama dalam menanamkan nilai-nilai ajaran agama, dan setelah itu akan diperkuat oleh guru-guru di sekolah," katanya.

Untuk itu, Muhadjir mengajak semua pihak, baik orang tua hingga satuan pendidikan untuk terus meningkatkan kolaborasi dan sinergi dalam mengoptimalkan pendidikan karakter bagi anak melalui penanaman nilai-nilai ajaran agama sejak dini.

Sementara itu, Guru Besar Universitas Indonesia Prof Dr Lydia Freyani Hawadi MSi MM Psikolog mengatakan sekolah merupakan garda terdepan dalam mengawal perkembangan karakter peserta didik.

"Setelah peserta didik memperoleh pendidikan karakter di rumah dari orang tua atau keluarga terdekat, maka sekolah akan menjadi garda terdepan yang mengawal berkembangnya karakter baik bagi seorang anak," katanya.

Prof Lydia yang pernah menjabat Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Non-Formal dan Informal (PAUDNI) Kementerian Pendidikan Nasional periode 2012-2014 itu mengatakan keluarga dan sekolah berperan penting dalam mendukung optimalisasi tumbuh kembang anak, khususnya dalam aspek pendidikan karakter.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement