Selasa 28 Feb 2023 08:26 WIB

Banyak Anak Penyintas Gempa Turki Alami Gangguan Kesehatan Mental

Jutaan orang telah kehilangan anggota keluarga, pekerjaan dan harapan.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Penyintas Gempa Turki
Foto: Anadolu Agency
Penyintas Gempa Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ANTAKYA -- Sudah tiga minggu sejak bibi dan nenek dari anak bernama Tugce Seren Gul tewas di Antakya ketika gempa dahsyat melanda tenggara Turki awal bulan Februari lalu. Kini hampir di setiap malam, dia mencoba tidur hingga menunggu sampai jam 4.17 pagi, waktu yang tepat saat bencana gempa Turki melanda.

"Saya terus berpikir bencana lain akan terjadi saat itu dan tunggu saja sampai berlalu," kata Gul, 28, yang berhasil melarikan diri dari rumah keluarganya bersama ibunya beberapa saat sebelum dinding rumahnya runtuh saat gempa lalu.

Baca Juga

Setelah sampai di jalan tanpa alas kaki, Gul melihat jenazah tetangganya yang meninggal akibat tertimpa beton. Dia ingat jeritan orang-orang yang terjebak di gedung-gedung yang runtuh.

Gul mengatakan kengerian itu telah berdampak besar pada kesehatan mentalnya, dan mental para penyintas yang kehilangan segalanya di kota Antakya, yang hancur akibat gempa. Dia ingin suatu hari mencari bantuan profesional untuk mengatasi trauma, tetapi untuk saat ini membangun kehidupan baru untuk dirinya dan keluarganya adalah satu-satunya prioritas.