Selasa 28 Feb 2023 16:58 WIB

Soal Harga Minyak Goreng, Erick Thohir: BUMN Bisa Bangun dari Tidur 

Konsolidasi sawit BUMN di PalmCo tak berarti BUMN ingin mematikan swasta.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri BUMN Erick Thohir. Erick kini tengah mendorong peningkatan kontribusi BUMN terhadap pangsa pasar minyak goreng nasional. Salah satunya dengan konsolidasi tanah PTPN melalui PalmCo seluas 600 ribu hektare.
Foto: Dok BEI
Menteri BUMN Erick Thohir. Erick kini tengah mendorong peningkatan kontribusi BUMN terhadap pangsa pasar minyak goreng nasional. Salah satunya dengan konsolidasi tanah PTPN melalui PalmCo seluas 600 ribu hektare.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan mayoritas produsen minyak goreng merupakan sektor swasta. Adapun BUMN hanya memiliki tiga persen dari pangsa pasar minyak goreng nasional.

Erick menyampaikan hal ini yang membuat BUMN tidak dapat berbuat banyak atau melakukan intervensi maksimal dalam mengatasi tingginya harga minyak goreng yang terjadi beberapa waktu lalu. Untuk itu, Erick kini tengah mendorong peningkatan kontribusi BUMN terhadap pangsa pasar minyak goreng nasional. Salah satunya dengan konsolidasi tanah PTPN melalui PalmCo seluas 600 ribu hektare.

Baca Juga

"Industri sawit, private sector sudah bermain luar biasa. BUMN hanya tiga persen, BUMN marah? Enggak, cuma kita ngingetin BUMN juga bisa bangun dari tidur, kalau harga minyak goreng enggak selesai-selesai," ujar Erick dalam Economic Outlook 2023 bertajuk "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Erick menyampaikan aksi PalmCo bukan berarti BUMN ingin mematikan industri sawit milik swasta. Erick justru mengajak swasta untuk bersama-sama BUMN membangun ekosistem kelapa sawit yang baik guna memastikan ketersediaan pasokan untuk masyarakat.

"Kita memastikan, kalau swasta keberatan bikin bioetanol, kita yang bikin B-35. Swasta silakan bikin industri turunan apakah itu makeup, artinya ada ekosistem," kata Erick.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement