Kamis 02 Mar 2023 05:25 WIB

Lembaga Fatwa Mesir: Berhenti dari Narkoba Dapat Tempat di Surga

Narkoba menyebabkan kerusakan parah pada tubuh dan psikologis pengguna.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Kantor Dar al-Ifta di Kairo, Mesir. Lembaga Fatwa Mesir: Berhenti dari Narkoba Dapat Tempat di Surga
Foto: Dar-alifta.org
Kantor Dar al-Ifta di Kairo, Mesir. Lembaga Fatwa Mesir: Berhenti dari Narkoba Dapat Tempat di Surga

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Dewan penasehat Islam resmi Mesir mengatakan, Muslim yang berhenti menggunakan narkoba dijamin mendapat tempat di surga.

Lembaga Fatwa Mesir atau Dar al-Ifta dalam sejumlah postingan di media sosial pada Ahad mencoba meningkatkan kesadaran seputar bahaya penyalahgunaan narkoba. Karena meningkatnya penggunaan sabu atau shabo seperti yang dikenal di Mesir.

Baca Juga

Bulan Syaban, bulan sebelum Ramadhan pada kalender Hijriyah, adalah waktu refleksi dan penebusan dosa, kata Dar Al Iftaa dalam sebuah posting Facebook pada Ahad malam. Ia mendesak umat Islam untuk menggunakan bulan ini untuk merenungkan apa yang telah mereka lakukan selama setahun terakhir dan meminta pengampunan Tuhan atas kekurangan atau ketidaktaatan apapun.

Dalam posting lain pada Ahad, penasehat memilih nama sabu dan memperingatkan para pengikutnya bahwa itu membuat pikiran pengguna absen dan menyebabkan kerusakan parah pada tubuh dan kondisi psikologis mereka.

“Ini mengarah pada penghancuran diri sepenuhnya dan membuat orang menempatkan diri mereka dalam situasi berisiko dan berbahaya,” kata Dar al-Ifta, mengingatkan para pengikut bahwa mengkonsumsi sabu adalah ilegal, dilansir dari The National News, Rabu (1/3/2023).

Penggunaan obat yang sangat adiktif telah meningkat selama 10 tahun terakhir ketika pertama kali masuk ke dunia narkoba Mesir, kata seorang pengedar narkoba kepada The National. Kampanye kesadaran juga dilakukan termasuk memposting dengan ayat-ayat Alquran yang menggarisbawahi pentingnya merawat tubuh dan kesehatan moral seseorang.

Mesir telah menghadapi salah satu krisis ekonomi terburuk yang pernah terjadi selama bertahun-tahun dan mayoritas dari 104 juta penduduknya telah berjuang untuk memenuhi kebutuhan sejak awal 2022 ketika harga hampir setiap barang dan jasa naik dua kali lipat.

Sebuah studi tahun 2018 yang dilakukan oleh Perpustakaan Kedokteran Nasional AS secara meyakinkan menetapkan ada hubungan langsung antara kondisi ekonomi yang buruk dan peningkatan penggunaan narkoba. Studi tersebut menemukan sekitar 60 persen peserta melaporkan peningkatan yang signifikan dalam penggunaan narkotika selama krisis ekonomi.

Dar Al Iftaa mendesak masyarakat untuk menggunakan hotline kecanduan yang dikelola pemerintah jika mereka membutuhkan bantuan untuk berhenti. Mereka berjanji semua bantuan akan anonim dan akan mencakup sesi untuk meningkatkan kesehatan mental.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement