REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Para kepala desa di wilayah pesisir utara Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang daerahnya dilanda banjir mengeluhkan bantuan logistik yang tidak kunjung datang.
"Sampai sekarang (hari ketiga banjir), belum ada bantuan dari Pemkab Karawang. Jadi hanya mengandalkan bantuan logistik dari swasta," kata Tarno, Kepala Desa Purwajaya, Kecamatan Tempuran, di Karawang, Rabu (1/3/2023).
Keluhan yang sama juga disampaikan Nawawi Miing, Kepala Desa Jayanegara, Kecamatan Tempuran. Ia mengaku sudah mengajukan bantuan ke pemkab, tapi belum juga terealisasi.
"Saya sudah meminta bantuan ke BPBD Karawang tetapi dari pihak BPBD mengatakan sedang proses. Lalu kapan bantuan logistik disalurkan? Apa nunggu sampai banjir surut," katanya.
Akibat belum datangnya bantuan logistik dari Pemkab Karawang, Miing mengaku harus merogoh uang pribadi, ditambah para donatur, untuk menyalurkan bantuan logistik makanan kepada warga terdampak banjir.
"Ini sangat disayangkan, sudah tiga hari, ratusan hingga ribuan jiwa di (Kecamatan) Tempuran belum ada perhatian pemerintah kabupaten," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Karawang mengklaim telah memberikan bantuan logistik kepada warga terdampak banjir. Bantuan itu diantaranya berupa makanan, selimut, perlengkapan kebersihan, dan perlengkapan bayi.
Sekda Karawang, Acep Jamhuri, saat rakor penanganan bencana di gedung Pemkab Karawang, menyampaikan, makanan, selimut, perlengkapan kebersihan, dan perlengkapan bayi itu sudah dipasang di tenda pengungsi.
Banjir di Karawang yang sudah terjadi selama tiga hari di Karawang, dipicu akibat tingginya curah hujan yang memicu meluapnya sejumlah sungai di wilayah Karawang.
Sesuai dengan asesmen yang dilakukan BPBD setempat pada 26 sampai 28 Februari 2023, banjir di wilayah Karawang melanda 66 desa yang tersebar di 20 kecamatan.