REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Pergerakan tanah dilaporkan terjadi di wilayah Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Satu rumah dikabarkan mengalami kerusakan akibat terdampak pergerakan tanah itu.
Kepala Polsek (Kapolsek) Cisompet AKP Hilman Nugraha mengatakan, terdapat satu rumah warga yang mengalami kerusakan akibat terdampak langsung pergerakan tanah.
Sementara 25 rumah warga lain dinilai kondisinya terancam pergerakan tanah. “Ini akumulasi kejadian yang terjadi sejak pertengahan Februari 2023 sampai saat ini,” kata Kapolsek, Jumat (3/3/2023).
Menurut Kapolsek, pihak desa sudah melaporkan kejadian pergerakan tanah itu kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut. Pihak desa disebut meminta bantuan tenda darurat untuk tempat tinggal sementara bagi warga, khawatir pergerakan tanah meluas.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi mengatakan, pihaknya telah menerima laporan kejadian pergerakan tanah di wilayah Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet.
Menurut Satria, sejauh ini hanya ada satu rumah warga yang mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah itu. “Memang rumah itu terkena, tapi hanya dapurnya. Rumah itu juga di pinggir tebing,” kata dia.
Ihwal laporan puluhan rumah yang kondisinya dinilai terancam, menurut Satria, lokasi pergerakan tanah sebenarnya relatif jauh dari permukiman warga. Namun, warga khawatir pergerakan tanah akan meluas. “Kami akan melakukan edukasi kepada masyarakat. Apabila terjadi hujan, segera minimal evakuasi,” kata Satria.
Satria juga mengimbau warga untuk menutup celah di antara tanah di lokasi yang terjadi pergerakan. Upaya tersebut diharapkan dapat meminimalkan air masuk ke dalam retakan tanah. Apabila dibiarkan, dikhawatirkan akan memicu longsor.
BPBD Kabupaten Garut disebut berencana bersurat dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk meminta dilakukan kajian lokasi pergerakan tanah di Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet.
“Apakah nanti (rumah warga) harus dipindahkan atau tidak. Kalau dipindahkan juga harus dicek dulu lokasinya (tempat relokasi), jangan ke tempat rawan juga,” kata Satria.