Sabtu 04 Mar 2023 12:39 WIB

Menag Ingatkan Jajaran tidak Birokratis dan Tinggalkan Gaya Feodal

Tugas jajaran Kemenag adalah memberikan pelayanan pada masyarakat.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Menag Ingatkan Jajaran tidak Birokratis dan Tinggalkan Gaya Feodal
Foto: Republika/Prayogi.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Menag Ingatkan Jajaran tidak Birokratis dan Tinggalkan Gaya Feodal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan jajarannya tentang tugas sebagai pelayan publik dan meminta mereka untuk lebih responsif, jangan terlalu birokratis serta menghilangkan tradisi feodal.

"Gaya feodal masa lalu tolong tinggalkan dan tidak ada lagi. Tugas kita memberikan pelayanan. Jadi mindset pelayanan kepada publik itu harus diubah," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (4/3/2023).

Baca Juga

Pernyataan Yaqut tersebut disampaikan saat membuka rapat kerja nasional Ditjen Bimas Katolik di Jakarta. Menag minta jajarannya berani mengambil terobosan dan berinovasi. Penyusunan program tidak hanya copy paste dari kegiatan sebelumnya.

Yaqut ingin program yang dibuat harus presisi, betul-betul dibutuhkan dan dirasakan oleh masyarakat. "Kerjakan kewajiban kita sebagai sebagai pelayanan umat dan pelayan masyarakat sebaik-baiknya," kata dia.

Menag juga berpesan kepada jajarannya dalam melayani masyarakat dan umat beragama dengan mengedepankan nilai agama secara subtantif, bukan artifisial.

"Sebagai pelayan masyarakat kita harus mencerminkan agama secara substantif. Selain itu selesaikan problem hulu, yakni administrasi. Benahi tata kelola administrasi yang cenderung administratif dengan cara melakukan pelayanan digitalisasi," katanya.

Plt. Dirjen Bimas Katolik A.M. Adiyarto Sumardjono mengatakan Rakernas Katolik 2023 secara khusus menghadirkan Ketua KWI untuk memberikan outlook Pastoral atau penggembalaan umat.

Maksudnya, kata dia, bagaimana segenap aparatur Ditjen Bimas Katolik sebagai perpanjangan tangan pemerintah harus bersikap sesuai prinsip-prinsip Kekatolikan dalam hidup bermasyarakat dan bernegara terutama dalam memasuki tahun politik 2023-2024.

"Pada kesempatan ini akan dibahas bagaimana Gereja Katolik terlibat dan ikut serta dalam menyongsong pesta demokrasi, di mana diharapkan semua umat Katolik melibatkan diri dan bertanggung jawab pada terwujudnya kebaikan umum dalam menjaga keutuhan NKRI," kata dia.

Rakernas kali ini, kata dia, akan fokus pada revitalisasi dan transformasi lembaga pendidikan keagamaan Katolik. Ada empat SMAK yang sudah mengajukan usul penegerian yaitu SMAK Santo Mikhael Solor, SMAK Santa Maria Immaculata Adonara, SMAK Santo Dominikus Tambolaka, dan SMAK Aweidabi Deiyai Papua.

"Begitu juga dengan persiapan perubahan STAKat Negeri Pontianak menjadi institut/universitas," kata dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement