Senin 06 Mar 2023 22:26 WIB

Kirab Merah Putih di Daerah Utara Jabar, Ini Pesan Habib Luthfi

Kirab Merah Putih melibatkan delapan kabupaten/kota di utara Provinsi Jabar.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Irfan Fitrat
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Habib Luthfi bin Yahya bersama unsur Forkopimda dari delapan kabupaten/kota di wilayah utara Jawa Barat (Jabar) menghadiri kegiatan Kirab Merah Putih di Kabupaten Kuningan, Jabar, Senin (6/3/2023).
Foto: Dok.Diskominfo Kabupaten Kuningan
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Habib Luthfi bin Yahya bersama unsur Forkopimda dari delapan kabupaten/kota di wilayah utara Jawa Barat (Jabar) menghadiri kegiatan Kirab Merah Putih di Kabupaten Kuningan, Jabar, Senin (6/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN — Kirab Merah Putih digelar di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Senin (6/3/2023). Kegiatan tersebut melibatkan perwakilan dari delapan kabupaten/kota di wilayah utara Jabar.

Peserta kirab berangkat dari objek wisata J&J menuju Gedung Naskah Linggarjati Kabupaten Kuningan. Di tempat tersebut, diselenggarakan silaturahim kebangsaan bertajuk “Refleksi 76 Tahun Perundingan Linggarjati Keragaman dalam Bingkai NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

Kegiatan itu dihadiri Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Habib Muhammad Luthfi Ali Yahya, Komandan Korem (Danrem) 063/Sunan Gunung Jati Kolonel Inf Dany Rakca, Bupati Kuningan Acep Purnama, Bupati Cirebon Imron Rosyadi, Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D Mardiana, dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dari delapan kabupaten/kota di wilayah utara Jabar.

Dalam kesempatan itu, Habib Luthfi mengingatkan, kemakmuran dan kesuburan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari perjuangan para pendahulu bangsa. “Berkibarnya Sang Saka Merah Putih bukanlah hadiah, tapi tegak karena pengorbanan para pendahulu dengan berdarah-darah,” kata Habib Luthfi.

Menurut Habib Luthfi, pelaksanaan kirab ini merupakan salah satu bentuk untuk menunjukkan kecintaan terhadap Merah Putih, juga menyatakan tekad untuk menjaga NKRI. “Itulah tujuan utama dari kirab hari ini, untuk membangkitkan kembali rasa memiliki Tanah Air Indonesia,” ujar Habib Luthfi.

Bupati Kuningan Acep Purnama menyebut Kirab Merah Putih ini menjadi momen untuk terus menguatkan persatuan dan kesatuan. “Makna Kirab Merah Putih ini semakin mempersatukan kita dalam bingkai negara yang indah. Ada unsur TNI, polisi, aparatur negara, kiai dan ulama, unsur organisasi masyarakat, serta masyarakat sipil yang bersatu bersama menguatkan persatuan dan kesatuan,” kata Acep.

Danrem 063/Sunan Gunung Jati Kolonel Inf Dany Rakca mengatakan, dibutuhkan kesadaran kebangsaan dan sinergi semua komponen dalam menghadapi dan mencegah berbagai ancaman yang dapat mengganggu keutuhan NKRI.

Kirab Merah Putih ini, menurut Dany, menunjukkan kekuatan persatuan dan kesatuan, serta semangat mendorong gotong royong dan guyub dalam upaya membangun negara yang berdaulat dan mandiri. “Kirab Merah Putih ini dilaksanakan sebagai simbol kepatuhan diri terhadap suatu bangsa Indonesia yang sangat kita cintai,” kata Dany.

Selepas acara di Linggarjati, rombongan kirab melanjutkan perjalanan ke Kota Cirebon. Dalam rangkaian acara Kirab Merah Putih itu juga diisi dengan pengibaran bendera Merah Putih sepanjang satu kilometer, dengan berjalan kaki sejauh 2,5 kilometer dari Kantor Balai Kota Cirebon menuju GOR Stadion Bima Kota Cirebon. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement