Senin 06 Mar 2023 23:59 WIB

Kebakaran Depo Pertamina Plumpang dan Cerita Gas Jadi Sumber Energi Terbaru di Batavia

Pembangunan pabrik gas dimulai ketika November 1859 pemerintah Hindia Belanda.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
.
Foto: network /Kurusetra
.

Kebakaran di Depo Pertamina Plumpang.
Kebakaran di Depo Pertamina Plumpang.

KURUSETRA -- Kebakaran hebat di Depo Pertamina Plumpang menimbulkan derita tidak hanya untuk Pertamina, tetapi juga warga sekitar. Belasan orang meninggal dunia akibat kebakaran tersebut. Bicara Pertamina, Pemerintah Provinsi DKI dan PT Pertamina (Persero) pernah menggalakan pemakaian gas menggantikan minyak tanah yang disebut dapat menghemat anggaran sekitar Rp 40 triliun per tahun.

Meski sebelumnya banyak mendapat reaksi kini sudah semakin banyak rumah tangga yang menggunakan gas. Terlihat dari banyaknya tabung gas yang dijual di toko dan warung di kampung-kampung.

Dalam foto yang diabadikan oleh fotografer Woodbury & Page pada 1872 di atas merupakan perusahaan gas kala itu yang dikelola oleh The Nederlandsch Indische Maatschappij berlokasi di Jalan Ketapang (kini Jl KH Zainul Arifin) di Jalan Gajah Madah dekat Krukut Jakarta Barat. Pembangunan pabrik gas dimulai ketika November 1859 pemerintah Hindia Belanda memberikan kewenangan pada perusahaan L.J. Emhoven & Co dari Den Haag, Belanda untuk membangun penerangan gas di Batavia dan Meester Cornelis (Jatinegara), yang ketika itu masing-masing berdiri sendiri-sendiri.

Pembangunannya selesai pada 1861 dan penyaluran gas dilakukan oleh perusahaan milik Belanda: Nederlands Indies Gas Company, yang sampai kini masih berlokasi di Gang Ketapang. Sebelum energi listrik dipakai secara luas, pada waktu itu gas buatan telah banyak dimanfaatkan sebagai proses energi di tempat-tempat umum. Energi gas mulai dioperasikan pertama kali di Batavia di kediaman gubernur jenderal (kini Istana Negara) di Risjwijk (kini Jalan Veteran). Istana Negara semula merupakan perumahan pribadi milik J.A. van Braan. Kediamannya ini sangat luas hingga ke Medan Merdeka Utara (kini Istana Merdeka). Lalu dibeli oleh pemerintah untuk dijadikan kediaman gubernur jenderal.