REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Viva Yoga Mauladi justru menyambut baik ajakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terhadap Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Jelasnya, ajakan tersebut secara otomatis juga mengajak kepada Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"PAN akan senang dan gembira, karena dengan koalisi dengan PPP tentu secara otomatis akan juga bekerja sama atau berkoalisi dengan PAN dan Golkar. Sebab PPP adalah anggota KIB," ujar Viva lewat pesan singkat, Rabu (8/3/2023).
Jika PDIP bergabung dengan KIB, potensi menang pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 akan semakin besar. Apalagi KIB saat ini sudah memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen bersama Partai Golkar dan PPP.
"KIB insya Allah tidak akan terbelah. KIB tetap solid dan kompak," ujar Viva.
"Jika PPP dan KIB akan bekerja sama atau bergabung dengan PDI Perjuangan maka sudah bisa dipastikan siapapun pasangan calon yang akan diusung di Pilpres 2024 berpotensi mendapatkan dukungan besar," kata dia menambahkan.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy bicara potensi KIB yang kemungkinan bisa pecah. Sebab, menurutnya, belum ada kemajuan yang berarti dari KIB hingga saat ini. Hal tersebut disampaikannya usai menjadi narasumber dalam acara Bimtek Anggota DPRD PPP se-Jatim di Surabaya, Jawa Timur. Menurutnya, dinamika politik terkait capres masih sangat dinamis.
Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP, Muhammad Mardiono menegaskan solidnya KIB bersama Partai Golkar dan PAN. Meskipun, koalisi tersebut belum juga mengumumkan sosok yang akan diusung sebagai capres.
"Tidak pernah ada tanda-tanda bahwa KIB akan bubar, tidak," ujar Mardiono kepada wartawan, Selasa (7/3/2023).
Ia menegaskan KIB ingin mempersembahkan sosok yang terbaik untuk diusung sebagai capres di Pilpres 2024. Nama-nama yang diusulkan Partai Golkar, PAN, dan PPP tentu akan dibahas dalam forum yang digelar KIB.
"Kita ingin mempersembahkan yang terbaik, kemudian tentu tiga partai ini belum tentu membawa calon yang sama kan, kalau masih beda ya masih harus kita bahas. Tentulah kita selalu intens membahas hal-hal itu semua," ujar Mardiono.