Kamis 09 Mar 2023 16:44 WIB

Sri Lanka Umumkan Strategi Restrukturisasi Utang

Bank sentral Sri Lanka juga secara bertahap menambah cadangan.

Gubernur Bank Sentral Sri Lanka Nandalal Weerasinghe berbicara selama konferensi pers di Kolombo, Sri Lanka, Kamis, 19 Mei 2022. Sri Lanka segera mengumumkan strategi restrukturisasi utang pada bulan April.
Foto: AP Photo/Eranga Jayawardena
Gubernur Bank Sentral Sri Lanka Nandalal Weerasinghe berbicara selama konferensi pers di Kolombo, Sri Lanka, Kamis, 19 Mei 2022. Sri Lanka segera mengumumkan strategi restrukturisasi utang pada bulan April.

REPUBLIKA.CO.ID, COLOMBO -- Sri Lanka segera mengumumkan strategi restrukturisasi utang pada bulan April. Bank sentral akan meningkatkan pembicaraan dengan kreditor komersial menjelang tinjauan Dana Moneter Internasional tentang paket bailout dalam enam bulan.

Negara yang tengah dilanda krisis itu telah mendapatkan jaminan pembiayaan dari semua kreditor bilateral utamanya, termasuk India dan China. Persetujuan itu artinya telah menyiapkan panggung bagi IMF memberikan persetujuan akhir untuk paket bailout empat tahun senilai 2,9 miliar dolar AS pada 20 Maret.

Baca Juga

Bailout adalah puncak dari negosiasi berbulan-bulan karena Sri Lanka tampaknya akan keluar dari krisis ekonomi terburuk dalam lebih dari tujuh dekade. "Ketika Anda melihat perjanjian tingkat staf diterbitkan, itu akan berisi komitmen kami untuk restrukturisasi utang dan itu juga akan mengungkapkan target utang jangka menengah bagi kami untuk memulihkan kesinambungan utang dalam jangka panjang," kata Gubernur bank sentral P Nandalal Weerasinghe pada Kamis (9/3/2023).

Weerasinghe mengatakan negara akan mempercepat negosiasi dengan kreditur komersial dan mengumumkan strategi restrukturisasi utang dengan berkonsultasi dengan mereka, sebelum menyelesaikan persyaratan restrukturisasi utang.

"Kami sedang berusaha menyelesaikan ini dalam waktu sekitar enam bulan ke depan, jadi sebelum review berikutnya (IMF) selesai," ujarnya.

Sri Lanka perlu memulihkan kesinambungan utang selama periode sepuluh tahun sesuai perjanjian dengan IMF dan yang terakhir akan memberikan peta jalan untuk menurunkan tingkat utang selama periode itu, kata Weerasinghe.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement