REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung mengabarkan hilangnya alat pengukur gelombang yang dipasang JICA di perairan Indramayu, Jawa Barat. Padahal, keberadaan alat tersebut dinilai penting untuk mendukung perencanaan penanganan gelombang.
Menurut Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, pihak JICA memasang alat pengukur gelombang di dua wilayah pantai utara Jawa, yakni di Indramayu, Jawa Barat, dan Pemalang, Jawa Tengah. “Dua-duanya kini hilang,” kata Dwi, seusai peresmian breakwater di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu, Kamis (9/3/2023).
Pemasangan alat tersebut dilakukan pada 2022. Namun, pada Januari 2023, alat tersebut diketahui hilang. Pihak BBW Cimanuk-Cisanggarung tengah berupaya mencari alat tersebut. “Dari pimpinan kami di Jakarta sudah meminta tolong kepada kami untuk bisa membantu mencari alat itu,” kata dia.
Dwi menduga alat tersebut hilang terbawa arus gelombang tinggi. Selain itu, kata dia, ada kemungkinan tidak sengaja tersangkut pada jaring nelayan. Ia berharap, jika ada masyarakat atau nelayan yang menemukan alat tersebut, bisa menghubungi pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung.
Menurut Dwi, alat tersebut penting untuk perencanaan penanganan gelombang. Alat itu bekerja memancarkan sinyal yang terhubung secara otomatis guna mengukur besarnya gelombang laut.
Data yang dikirim alat tersebut terekam secara otomatis. Pihak BBWS Cimanuk-Cisanggarung masih memiliki data yang tersimpan sebelumnya untuk mendukung perencanaan penanganan gelombang laut, terutama terkait permasalahan abrasi. “Begitu (alatnya) hilang, ya terputus,” kata Dwi.