REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menghadiri Haflatul Imtihan ke-91 PP Zainul Hasan Genggong Puteri, Pajarakan, Kabupaten Probolinggo. Khofifah pun secara khusus mengajak para santri dan alumni PP Zainul Hasan Genggong untuk menjadi sosok game changer untuk menghadapi banyaknya ketidakpastian dunia. Game changer diartikan sebagai mereka yang bisa melakukan perubahan di saat-saat yang sulit.
"Ketika ada kesulitan Allah akan turunkan anugerah kemudahan lewat ikhtiar perubahan dan inisiasi. Ini yang saya sebut pentingnya para santri dan alumni akan pentingnya menjadi sosok game changer," kata Khofifah dalam siaran tertulusnya, Jumat (10/3/2023).
Khofifah optimistis, munculnya sosok-sosok game changer, khususnya dari kalangan santri akan mendorong lahirnya inovasi dan kreativitas dalam penyelesaian berbagai kesulitan yang dihadapi. "Inilah yang kita harapkan bahwa bibit-bibit unggul Pesantren Zainul Hasan Genggong agar bisa menjadi sosok game changer," ujarnya.
Khofifah menyampaikan, ada pekerjaan rumah besar yang tidak sederhana, bahwa sesungguhnya kesepakatan di antara seluruh entitas di negeri ini adalah sebuah mitsaqan ghalidza (perjanjian agung). Maka dari itu, kata dia, sesungguhnya mempertahankannya menjadi kewajiban semua.
"Bersama para Kyai dan Bu Nyai bagaimana kita memberseiringkan antara kekuasaan dan agama. Agama adalah pondasi dan kekuasaan punya tugas untuk menjaganya," kata Khofifah.
Pengasuh PP Zainul Hasan Genggong KH. M. Hasan Mutawakil Alallah menyampaikan, sebagai warga Jatim, ia akan mendukung secara penuh berbagai program Pemprov Jatim yang diupayakan untuk pebangunan. Kepada para santri dan alumni, ia secara khusus meminta agar menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Menurutnya penting untuk membebaskan bangsa ini dari menipisnya persatuan dan kesatuan akibat adu domba dan fitnah dari berbagai pihak.
"Kita harus mengambil peran secara masing-masing untuk menjaga kesatuan dan persatuan demi kemaslahatan bersama, kata Hasan.