REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut bulan suci Ramadhan 1444 H Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggelar Tarhib Ramadhan dengan meluncurkan Program Menulis Alquran.
Peluncuran Program Menulis Alquran tersebut dilakukan pada Jumat (10/3/2023) di Aula Achmad Subianto Lantai 5, dihadiri oleh Ketua Baznas RI Prof Noor Achmad, Wakil Ketua Baznas Mokhamad Mahdum, para Pimpinan BAZNAS, Deputi, Sestama, Direktur, Kabiro, Kadiv, Kabag, Kepala Lembaga Program, Amilin/at Keluarga Besar BAZNAS RI, juga BAZNAS Provinsi/Kota/Kabupaten Se-Indonesia yang hadir secara daring.
Ketua Baznas RI Prof Noor Achmad, memulai Kick Off program ini dengan menuliskan (menebalkan) ayat 1-3 surah Al-Fatihah, bersama para pimpinan Baznas, Baznas DKI Jakarta dan perwakilan muzaki, yang kemudian diikuti secara serentak oleh seluruh amil Baznas Provinsi di seluruh Indonesia.
Noor Achmad menjelaskan, BAZNAS selalu mempersiapkan dan bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan. Tahun ini kegembiraan itu dinyatakan dengan penulisan mushaf Al-Qur`an yang melibatkan 1.000 Amil, 1.000 Muzaki, dan 1.000 Mustahik di seluruh Indonesia.
"Tujuannya untuk mengingatkan kita semua bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alquran sebagai petunjuk bagi umat manusia," ujar Noor Achmad.
Noor menambahkan, Program Menulis Alquran ini akan berlangsung dari tanggal 10 sampai 20 Maret 2023 dengan penutupan dilakukan pada momentum Baznas Award tanggal 21 Maret 2023, ditandai dengan penulisan ayat terakhir dari surat An-Naas oleh Wakil Presiden RI KH Maruf Amin.
"Dua mushaf Alquran berukuran besar, selanjutnya akan diserahkan kepada seseorang, tapi masih rahasia dan akan diumumkan nanti," ujar Noor, saat melakukan konferensi pers di Z-Coffee, Kantor Baznas RI, Jalan Matraman Raya, Jakarta, Jumat (10/3/2023) pagi.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Utama Baznas RI Muchlis Muhammad Hanafi, menjelaskan, penulisan mushaf Alquran terdiri dari dua naskah ukuran A3 plus, ditulis di Baznas Pusat, dan 22 mushaf ukuran B5 yang disebar ke Baznas Provinsi di seluruh Indonesia.
Adapun mushaf yang besar, khatnya ditulis oleh kaligrafer asli Indonesia Ustaz Isep Misbah. Sementara yang ukuran ukuran B5 merupakan naskah yang biasa digunakan oleh mushaf di Madinah, ditulis oleh Utsman Thaha, namun sudah dimodifikasi sesuai dengan standar Indonesia.
"Untuk naskah mushaf ukuran besar kami dapat dari Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran yang sudah sesuai dengan standar mushaf Indonesia, sementara yang ukuran B5 kami bekerja sama dengan salah satu penerbit Alquran yang menyediakan naskah itu dan sudah mendapat tanda tashih dari Kementerian Agama," jelasnya.
Muchlis Hanafi menambahkan, penulisan mushaf Alquran ini menggunakan metode follow the line, jadi muzaki, mustahik atau amil yang menulis tinggal menebalkan.