REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa kasus diabetes pada anak pada 2023 meningkat 70 kali lipat sejak 2010. Lonjakan kasus diabetes pada anak tersebut tentu memprihatinkan.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah melakukan beberapa upaya pencegahan. Salah satunya dengan menekankan pentingnya skrining secara berkala sehingga jika ditemukan gejala penyakit tertentu dapat segera ditangani.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementrian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kesehatan anak dimulai dari pola asuh orang tua yang sehat. "Jadi orang tua memiliki peran sentral dalam membentuk anak-anak yang tumbuh sehat sehingga bisa terhindari dari risiko penyakit termasuk diabetes ini," ujarnya dalam diskusi media bertajuk "Pencegahan Diabetes pada Anak dengan Pola Makan dan Gaya Hidup yang Tepat" di Jakarta, Rabu (8/3/2023).
Meski diabetes bukan penyakit menular, tetapi penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti pada saraf, mata, dan juga gangguan pada tumbuh kembang anak. Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang tidak bisa dicegah, kejadian diabetes tipe 2 pada anak dapat dicegah atau ditunda dengan pola makan seimbang dan olahraga yang teratur.
Kegemukan, kurang aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, konsumsi minuman manis yang berlebihan, menjadi pemicu tidak terkontrolnya kadar gula darah. Program pemerintah untuk mengatasi balita obesitas dilakukan dengan memonitor perkembangannya dengan menimbang badan sebulan sekali.
“Pemerintah juga melakukan penyediaan antropometri standar di Puskesmas dan Kartu Pantau Berat Badan,” ujar dr Nadia.