REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Longsor terjadi pada dinding kawah Gunung Galunggung di wilayah Desa Linggajati, Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad (12/3/2023). Sejauh ini, kejadian longsor itu disebut tidak mengganggu aktivitas warga.
Menurut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya Kurnia Trisna, kejadian tanah longsor di dinding kawah Gunung Galunggung itu tidak mengganggu aktivitas warga sekitar. Pasalnya, lokasi longsor jauh dari permukiman penduduk.
Kurnia mengatakan, sejauh ini longsoran juga tidak mengarah ke permukiman penduduk, tapi tertampung ke kawah Gunung Galunggung. “Sejauh ini kondisi masih aman. Permukiman penduduk juga jauh, jadi relatif aman,” kata Kurnia kepada Republika, Senin (13/2/2023).
Sebelumnya, Kepala Polsek (Kapolsek) Sukaratu, Mahmud Darmana, menjelaskan, longsor terjadi pada dinding bagian atas sebelah barat kawah. Berdasarkan hasil pengecekan, tanah yang longsor disebut berasal dari longsoran tebing lama di dinding atas kawah. Luas longsoran itu diperkirakan mencapai sekitar tujuh hektare.
Menurut Kurnia, BPBD Kabupaten Tasikmalaya berkoordinasi dengan pos pemantauan Gunung Galunggung untuk memantau kondisi longsoran. Berdasarkan laporan terakhir, material longsor masih turun ke kawah.
Terkait hal itu, Kurnia mengatakan, wisatawan yang mengunjungi Gunung Galunggung diminta tidak turun sampai ke bibir kawah. “Imbauan untuk masyarakat, agar dapat mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), untuk tidak turun ke kawah dikarenakan potensi bencana sangat tinggi,” kata Kurnia.
Ihwal aktivitas vulkanis Gunung Galunggung, menurut Kurnia, sejauh ini dilaporkan tidak mengalami peningkatan. “Secara aktivitas vulkanis, Gunung Galunggung tidak menunjukkan peningkatan aktivitas atau masih di level satu, normal,” katanya.