REPUBLIKA.CO.ID., ISTANBUL -- Presiden Israel Isaac Herzog mengungkapkan situasi saat ini di negaranya "sangat serius" di tengah perdebatan tentang langkah pemerintah untuk merombak sistem peradilan.
“Kami berada dalam situasi serius dan sangat serius yang mungkin memiliki konsekuensi politik, ekonomi, sosial dan keamanan,” kata Herzog pada Senin (13/3/2023) malam di Tel Aviv, menurut harian The Times of Israel.
Presiden Herzog mencatat bahwa dirinya mencurahkan seluruh waktu dan energinya untuk menemukan solusi yang akan menyelamatkan negara dari krisis konstitusional dan sosial.
Herzog menegaskan bahwa dia bertemu dengan semua pihak terkait krisis dari koalisi pemerintah hingga oposisi.
“Ini bukan kompromi politik, ini upaya Sisyphean untuk menemukan formula keseimbangan dan harapan yang tepat. Karena situasinya sangat sulit dan memprihatinkan,” ujar dia.
Upaya presiden untuk mediasi antara koalisi pemerintah dan oposisi belum membuahkan hasil yang berarti.
Berbicara dalam upacara yang sama, Esther Hayut, ketua Mahkamah Agung, mengungkapkan keprihatinannya atas langkah pemerintah yang menurutnya akan merusak “persatuan Israel.”
Diusulkan oleh Menteri Kehakiman Yariv Levin, rencana reformasi, jika diberlakukan, akan menjadi perubahan paling radikal dalam sistem pemerintahan di Israel.
Rencana tersebut telah memicu protes massal di seluruh Israel selama lebih dari 10 minggu.
Perubahan itu akan sangat membatasi kekuasaan Mahkamah Agung, memberikan wewenang kepada pemerintah untuk memilih hakim dan mengakhiri penunjukan penasihat hukum untuk kementerian oleh jaksa agung.
Netanyahu, yang diadili karena korupsi, bersikeras bahwa rencananya akan meningkatkan demokrasi.