Kamis 16 Mar 2023 18:45 WIB

Yusril Bertemu Muhaimin, Teringat Menangkan Gus Dur pada 1999

Yusril menegaskan PBB siap jika diajak PKB berkoalisi di Pemilu 2024.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus raharjo
Pertemuan antara Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (16/3).
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Pertemuan antara Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar dengan Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra melakukan pertemuan empat mata dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar. Selain sebagai ajang silaturahim, pertemuan keduanya juga merupakan ajang reuni.

Khususnya, reuni ketika menjadikan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai presiden pada 1999, lewat sidang pemilihan presiden oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Saat itu, Yusril memilih mundur dan menyatakan dukungannya kepada Gus Dur.

Baca Juga

"Tahun '99 kita solid ya, saya mengusung pak Abdurrahman Wahid sebagai calon presiden saya pada waktu itu diminta mundur ya. Saya sudahlah yang saya berpidato singkat di MPR, saya mengundurkan diri dan memberi kesempatan kepada saudara saya Abdurrahman Wahid," ujar Yusril di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis (16/3/2023).

Diketahui pada Oktober 1999, Ketua MPR saat itu, Amien Rais membentuk Poros Tengah mendukung Gus Dur sebagai calon presiden. Keputusan ini dikeluarkan setelah MPR menolak seluruh pertanggungjawaban Presiden BJ Habibie.

Saat itu, terdapat nama yang berkontestasi sebagai capres lewat sidang pemilihan presiden oleh MPR, yakni Gus Dur, Yusril, dan Megawati Soekarnoputri. Namun kemudian, ada desakan terhadap Yusril untuk mundur dari proses pemilihan.

Ia sendiri menyatakan dukungannya kepada Gus Dur yang saat itu melawan Megawati. Setelah Gus Dur terpilih menjadi presiden, ia ditunjuk sebagai Menteri Kehakiman, Hukum, dan HAM.

Yusril sendiri usai pertemuannya dengan Muhaimin menganggap, cerita pada 1999 merupakan bagian sejarah perjalanan hidupnya yang bersinggungan dengan PKB. Kini PBB, partai yang dipimpinnya saat ini, siap menjalin kerja sama kembali dengan PKB.

"Jadi memang kita bekerja sama terus, mudah-mudahan sampai hari ini silaturahim antara kita itu tidak pernah terputus dan tetap baik, dan saya dengan pak Muhaimin," ujar Yusril.

Kendati demikian, ia mengaku belum adanya tawaran dari Muhaimin untuk bergabung dengan kerja sama politik PKB dan Partai Gerindra yang disebut Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya. Menurutnya, semua partai politik masih menunggu sikap dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), khususnya terkait calon presiden (capres) yang akan diusung.

"PDIP itu yang memegang suara terbanyak di DPR kita sekarang, kemudian juga PDIP juga sedang memerintah sekarang. Oleh karena itu keputusan dari PDIP itu akan mendorong terbentuknya koalisi yang lain," ujar Yusril.

Muhaimin sendiri mengamini, salah satu yang dibahas keduanya adalah perkembangan koalisi jelang Pilpres 2024. Ia juga memuji Yusril sebagai salah satu tokoh hebat di kancah politik Indonesia.

Sebab, mantan menteri Hukum dan Kehakiman itu pernah berhasil memenangkan Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai presiden terpilih. "Jadi Pak Yusril ini orang hebat, yang pernah menjadikan Gus Dur sebagai presiden. Kedua, Pak Yusril ini pernah jadiin Pak SBY sebagai presiden," ujar Muhaimin di Kantor DPP PKB, Jakarta, Kamis.

Dalam pertemuan empat matanya tersebut, Muhaimin juga menanyakan kepada Yusril terkait sosok yang berpotensi menjadi presiden periode 2024-2029. Mengingat pengalaman Yusril yang berhasil memenangkan Gus Dur dan SBY.

"Ini saya ingin ngecek kesaktiannya 2024 ini siapa yang menang. Saya ngecek ke Pak Yusril, ternyata Pak Yusril minta waktu seminggu untuk mendeteksi," ujar Muhaimin disambut tawa oleh pengurus DPP PKB dan DPP PBB yang hadir.

Ia sendiri mengatakan, peta koalisi dan perkembangan politik jelang Pilpres 2024 masih sangat dinamis. Hanya Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya antara Partai Gerindra dan PKB yang diklaimnya solid. "PBB sampai hari ini juga belum menentukan pilihannya, tentu semuanya masih cair. PKB bersama Gerindra masih membuka dengan siapa dengan siapapun untuk bisa bergabung," ujar Wakil Ketua DPR itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement