Jumat 17 Mar 2023 13:34 WIB

Ada Tetrapod di Pantai Utara Jawa Tengah, Apa Fungsinya?

Ganjar Pranowo siap mengadopsi tetrapod yang digunakan di pesisir Bonang, Rembang.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berencana mengadopsi tetrapod yang digunakan di pesisir Bonang, Rembang untuk dimanfaatkan di sepanjang garis Pantai Utara (Pantura) Jateng sebagai upaya mengurangi abrasi dan rob/ilustrasi.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berencana mengadopsi tetrapod yang digunakan di pesisir Bonang, Rembang untuk dimanfaatkan di sepanjang garis Pantai Utara (Pantura) Jateng sebagai upaya mengurangi abrasi dan rob/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG---Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berencana mengadopsi tetrapod yang digunakan di pesisir Bonang, Rembang untuk dimanfaatkan di sepanjang garis Pantai Utara (Pantura) Jateng sebagai upaya mengurangi abrasi dan rob.

"Tetrapod ini berfungsi melindungi daratan dari abrasi yang disebabkan gelombang laut. Diharapkan tetrapod ini dapat membantu menangani banjir secara signifikan dan bermanfaat bagi masyarakat luas," katanya Gubernur melalui rilis yang diterima di Rembang, Jumat.

Baca Juga

Tetrapod merupakan struktur peredam gelombang laut atau beton cor yang terbuat dari fly as (abu terbang) dan bottom as (abu dasar) atau Faba yang merupakan sisa hasil pembakaran batu bara di ruang bakar PLTU Rembang yang terbukti mampu memecah gelombang air laut.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN tak hanya mengoperasikan pembangkit untuk menghasilkan listrik saja. PLN juga mengelola sisa pembakaran batu bara Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu fly ash dan bottom ash menjadi produk bermanfaat salah satunya tetrapod.

"Hal itu merupakan komitmen PLN untuk turut menjaga pesisir pantura aman dari ancaman abrasi dan banjir rob. Sehingga PLN mengolah faba menjadi bahan bangunan seperti tetrapod yang bisa digunakan sebagai pemecah ombak," ujarnya.

Produk tetrapodada dua jenis, yaitu berat 100 kg dan satu ton.

PLN memastikan penggunaan ini juga aman dan tidak akan mencemari lingkungan, karena kualitasnya sudah sesuai dengan standar nasional.

Untuk produk faba dari PLTU Tanjung Jati B telah lolos pengujian di Laboratorium Bahan Konstruksi dari Universitas Sultan Agung (Unissula) dan produk faba dari PLTU Rembang telah lolos uji laboratorium dari Universitas Diponegoro (Undip).

"Komposisi bahan tetrapod yang kami buat sudah paten dan sesuai dengan standar mutu nasional. Ini juga salah satu bukti PLN bisa mengolah sisa dari operasional pembangkit listriknya menjadi material yang bermanfaat untuk masyarakat," katanya.

Selain itu, Darmawan mengatakan akan terus mendorong pemanfaatan faba lebih luas untuk menjadi katalis perekonomian masyarakat pesisir pantura, khususnya di sekitar PLTU.

Hal itu, kata dia, sejalan dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) yang dijalankan oleh PLN. "PLN terbuka kepada masyarakat yang ingin ikut serta memanfaatkan faba ini. Kami ingin seluruh pembangkit PLN menjadi episentrum perbaikan lingkungan, sosial, dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement