ruzka.republika.co.id – Bakti anak kepada orang tua tidak ada batasnya. Bahkan orang tua sudah meninggal dunia bakti anak tetap dilakukan lewat doa yang dipanjatkannya.
Perlu diketahui di dalam hadist tentang ridho kepada orang tua diriwayatkan oleh HR. Tirmidzi yang berbunyi:
"Ridho Allah itu tergantung ridho kedua orang tua dan murka Allah juga tergantung kepada murka kedua orangtua." (HR. Tirmidzi).
Baca juga: Imam Budi Hartono Mengajak Ulama Menjaga Kondusifitas di Tahun Politik
Jadi bakti dan menghormati orang tua tidak ada batasnya bagi seorang anak. Salah satunya dengan mengirim doa untuk orang tunya sudah meninggal dunia.
Dalam Islam anak saleh dan saleha merupakan penolong bagi orang tua yang sudah meninggal.
Menurut Anggota DPRD Depok Qurtifa Wijaya, hakikat doa adalah permohonan. Doa untuk orang tua yang sudah meninggal dunia dianjurkan dipanjatkan berdasarkan hadist Rasulullah.
Baca juga: Wacana Kota Depok Gabung ke Jakarta, Imam Budi Hartono: Sangat Memungkinkan
Bahkan seorang anak bisa mengirim istighfar untuk orang tunya yang sudah meninggal dunia. Dalam hadist Rasulullah yaitu:
“Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat derajatnya di Surga, kemudian dia bertanya, “Bagaimana aku bisa mendapatkan ini?”. Maka dikatakan kepadanya, “Berkat istighfar dari anakmu untukmu”( Shohih Ibnu Majah).
Untuk itu kata dia, anak dianjurkan untuk mengirim doa untuk orangtuanya yang sudah meninggal dunia.
Baca juga: Dinas PUPR Depok Lakukan Grouping Kabel Udara di Jalan Ar Ridho
“Doa untuk kedua orangtua yang sudah meninggal bisa dilafalkan setiap selesai salat fardu atau saat berziarah ke makam,”ungkapnya.
Ia mengatakan, memohon ampunan dengan mengucapkan istighfar adalah salah satu bentuk dzikir yang dianjurkan. Seorang Muslim pun dianjurkan untuk memperbanyak ucapan istighfar.
Bahkan kata dia, seorang Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak istighfar tak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga bisa dihadiahkan untuk orang tuanya, dan juga umat Muslim secara keseluruhan.
Rasulullah SAW biasa meminta ampunan dengan mengucapkan istighfar sebanyak 100 kali sehari semalam.
Baca juga: Kementan Gaungkan Genta Organik, TNI AD Siap Jadi Pelaku Pembangunan Pertanian
Dari Al Aghar Al Muzani, Rasulullah SAW bersabda:
وإِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ "Aku memohon ampunan kepada Allah SWT sebanyak 100 kali sehari." (HR Muslim) Dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
إِنِّي لَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ
"Aku beristighfar kepada Allah SWT dan bertaubat kepada-Nya 100 kali setiap hari." (HR An Nasa'i dan Ahmad)
Baca juga: Negara-negara Islam Terendah Penderita Kanker, Puasa Ramadhan Adalah Jawabannya
وعن ابن عمر -رضي الله عنهما- قال: إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ: رَبِّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ؛ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Dari Ibnu Umar, dia berkata, "Kami menghitung dari Rasulullah SAW dalam satu majelis (sebelum beliau bangun dari majelis tersebut) yaitu seratus kali ucapan:
رب اغفر لي وتب علي إنك أنت التواب الرحيم "Wahai Rabbku, ampuni aku dan terima taubatku, sesungguhnya Engkau Mahapenerima taubat dan Mahapenyayang". (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)
Bila kita ingin meniru persis jumlah istighfar seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW, tentu tidak apa-apa.
Baca juga: Ramadhan, Warga Depok Diimbau Tidak Konsumtif
Juga tidak ada yang salah bila kita ingin menambah ucapan permohonan ampun atau istighfar tersebut, selama tidak meyakini adanya keutamaan khusus dari jumlah dzikir yang diperbanyak itu. (Supriyadi)