Selasa 21 Mar 2023 14:40 WIB

Warga Suriah Cari Anggota Keluarga di Pemakaman Tanpa Nama

Sekitar 70 jenazah korban gempa yang tak teridentifikasi dikubur di Kota Jandaris.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Orang-orang berjalan melewati bangunan yang runtuh setelah gempa dahsyat di kota Jinderis, provinsi Aleppo, Suriah, Kamis, 9 Februari 2023. Gempa yang menghancurkan ribuan bangunan itu merupakan salah satu yang paling mematikan di dunia dalam lebih dari satu dekade.
Foto: Foto AP/Ghaith Alsayed
Orang-orang berjalan melewati bangunan yang runtuh setelah gempa dahsyat di kota Jinderis, provinsi Aleppo, Suriah, Kamis, 9 Februari 2023. Gempa yang menghancurkan ribuan bangunan itu merupakan salah satu yang paling mematikan di dunia dalam lebih dari satu dekade.

REPUBLIKA.CO.ID, JANDARIS -- Tidak ada nama di batu nisan seorang anak perempuan yang tewas dalam gempa Suriah bulan lalu. Tapi terdapat catatan ia mengenakan sweater hijau saat ditemukan, harapannya catatan itu dapat membantu seseorang mengidentifikasinya.

Sekitar 70 jenazah korban gempa 6 Februari yang tak teridentifikasi dikubur di Kota Jandaris. Penjaga makam Maysara al-Hussein mengatakan orang-orang yang mengubur jenazah tak teridentifikasi itu terkadang memfoto wajah mereka.

Baca Juga

"Terkadang, untuk anak ini contohnya, mereka tidak bisa diambil fotonya karena tak dapat dikenali atau karena tidak ada yang bisa mengidentifikasinya," kata Hussien, Senin (21/3/2023).

"Jadi kami menulis ia mengenakan sweater hijau, sesuatu seperti itu," katanya.

Hussien menunjukkan foto-foto orang yang berkunjung mencari keluarga mereka yang hilang. Terkadang ia berhasil mengidentifikasi orang yang dicari dan memandu keluarganya ke makam orang itu. Tapi lebih sering ia tidak dapat membantu dan mengarahkan mereka ke pemakaman yang lain.

Pihak berwenang tidak memiliki angka pasti jumlah orang hilang dalam gempa yang menewaskan ribuan di Suriah dan puluhan ribu di Turki. Di Jandaris, Intisar Sheikho masih menunggu kabar tentang keponakannya Mustafa yang berusia 12 tahun.

Ia tidak ditemukan di puing-puing gedung tempat ibu dan dua saudara kandungnya ditemukan tewas. Ayah dan saudara laki-lakinya selamat, meski ia mengalami cedera kepala dan kini dirawat di rumah Sheikho.

Ia mengunjungi pemakaman di Jandaris tapi tidak menemukan Mustafa di foto-foto yang diambil petugas pemakaman."Saya masih melakukan kontak tapi saya tidak menemukan kabar apa pun tentangnya," kata Sheikho, menangis saat ia berdiri di atas puing-puing gedung.

Fadel El Jaber mencari tiga cucunya yang masih hilang sejak apartemen tempat mereka tinggal di Kota Salqin ambruk. Jenazah ayah, ibu dan dua saudara mereka sudah ditemukan.

"Lebih dari 50 orang tewas di sini, dua atau tiga orang selamat, dan tiga orang masih hilang," kata Jaber.

Ia menambahkan terdapat rumor cucu-cucunya Mohammed 13 tahun, Cham 11 tahun dan Sahar 6 tahun selamat. Ia mencari informasi dengan memperlihatkan foto keluarga di telepon genggamnya. Ia mengatakan ia sudah melapor ke polisi.

"Kami mendengar dari awal mereka keluar, tapi sampai sekarang belum ada konfirmasi, kami hanya ingin mendengar kabar untuk membuktikan apakah mereka berhasil keluar atau tidak," katanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement