Kamis 23 Mar 2023 03:55 WIB

Kemendag Tegaskan Fokus Berantas Pakaian Bekas Impor yang Ilegal

Kemendag tidak dapat memastikan apakah importir adalah entitas atau perorangan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Kementerian Perdagangan memusnahkan 730 bal pakaian, sepatu, hingga tas bekas asal impor senilai Rp 10 miliar di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau, Jumat (17/3/2023). Pemusnahan itu dilakukan merespons semakin maraknya bisnis thrifting.
Foto: Dok Kemendag
Kementerian Perdagangan memusnahkan 730 bal pakaian, sepatu, hingga tas bekas asal impor senilai Rp 10 miliar di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki, Pekanbaru, Riau, Jumat (17/3/2023). Pemusnahan itu dilakukan merespons semakin maraknya bisnis thrifting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) menegaskan pemerintah hanya akan fokus memberantas pakaian bekas impor yang dimasukkan secara ilegal. Sementara, pakaian bekas impor yang resmi dicatat oleh Bea Cukai tidak ilegal dan diperbolehkan.

Plt Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, Kemendag, Moga Simatupang, menjelaskan, pihaknya akan terus melakukan pengawasan di pintu-pintu masuk seperti pelabuhan yang dapat menjadi tempat pemasukan barang impor bekas secara ilegal.

Baca Juga

Ia tak bisa memastikan, importir pakaian bekas tersebut adalah perorangan atau entitas usaha. Pasalnya, mereka yang tertangkap hanya merupakan kuli yang akan mengambil barang di Pelabuhan juga tidak mengetahui detail pihak pemasok.

"Ini tidak ada entitas usahanya karena ilegal yang ditangkap-tangkapin. Ini yang kita temukan kuli-kulinya, karena ini ilegal jadi tidak ada kontak-kontak seperti Whatsapp, telepon," kata Moga kepada Republika.co.id, Rabu (22/3/2023).