Kamis 23 Mar 2023 21:47 WIB

PM Spanyol akan Temui Xi, Cina Dinilai Penting Soal Ukraina

Spanyol mengharapkan adanya gencatan senjata secepat mungkin di Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ferry kisihandi
Seorang tentara Ukraina berlindung di depan gedung yang terbakar akibat serangan udara Rusia di Avdiivka, Ukraina, Jumat (17/3/2023)..
Foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka
Seorang tentara Ukraina berlindung di depan gedung yang terbakar akibat serangan udara Rusia di Avdiivka, Ukraina, Jumat (17/3/2023)..

REPUBLIKA.CO.ID, MADRID – Perdana Menteri (PM) Spanyol Pedro Sanchez diagendakan mengunjungi Cina pekan depan. Dia bakal bertemu Presiden Xi Jinping membahas rencana perdamaian Cina untuk konflik Ukraina.

“Cina bisa berperan yang sangat penting dalam mediasi antara Rusia dan Ukraina. Ini tentu saja menjadi salah satu tema (diskusi Sanchez dengan Xi),” kata Menteri Urusan Parlemen Spanyol Felix Bolanos kepada stasiun televisi publik Spanyol, TVE, Kamis (23/3/2023).

Bolanos mengungkapkan, Spanyol mengharapkan adanya gencatan senjata secepat mungkin di Ukraina. “Namun itu akan membutuhkan banyak pekerjaan dari sudut pandang diplomatik,” ucapnya. 

Sangat penting, konflik ini berakhir dan Rusia mengakui ini  agresi yang tidak dapat dibenarkan. ‘’Karena itu, mendesak semuanya kembali ke situasi yang berlaku sebelum invasi Rusia,” kata Bolanos menambahkan.

Spanyol salah satu anggota Uni Eropa dan NATO.  Madrid dilaporkan akan segera mengirimkan hingga 10 tank Leopard untuk Kiev.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, negaranya telah mengundang Cina untuk mendiskusikan formula perdamaian guna mengakhiri konflik dengan Rusia. “Kami menawarkan Cina menjadi mitra dalam implementasi formula perdamaian. Kami melewati formula kami di semua saluran. Kami mengundang Anda untuk berdialog. Kami menunggu jawaban Anda,” katanya, Selasa (21/3/2023).

Zelensky mengungkapkan, negaranya telah menerima beberapa sinyal terkait undangan yang dikirimkan kepada Cina. “Namun belum ada yang spesifik,” ujarnya.

Keterangan Zelensky terkait tawaran kepada Cina untuk menjadi mitra perdamaian disampaikan ketika  Xi  mengakhiri kunjungannya ke Rusia. Dalam pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, salah satu isu yang dibahas adalah perihal krisis Ukraina.

Xi menekankan, Cina mempertahankan posisi tidak memihak dalam konflik di Ukraina. Sementara itu, Putin mengapresiasi rencana perdamaian yang disusun Cina.

Pada peringatan satu tahun perang Rusia-Ukraina pada 24 Februari lalu, Cina merilis dokumen bertajuk merilis dokumen bertajuk China’s Position on the Political Settlement of the Ukraine Crisis. Dokumen itu berisi 12 poin usulan Cina untuk menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina.

Poin tersebut, menghormati kedaulatan semua negara, meninggalkan mentalitas Perang Dingin, menghentikan permusuhan, melanjutkan pembicaraan damai, menyelesaikan krisis kemanusiaan, melindungi warga sipil dan tahanan perang.

Selain itu, menjaga keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir, mengurangi risiko strategis seperti penggunaan senjata nuklir dan senjata kimia, memfasilitasi ekspor gandum, menghentikan sanksi sepihak, menjaga stabilitas industri dan rantai pasok, serta mempromosikan rekonstruksi pascakonflik. 

 

sumber : ap, reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement