REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Malware bernama Emotet telah menarik perhatian para pakar keamanan siber sejak 7 Maret. Malware ini telah menggunakan pemompaan file atau penambahan byte berlebih untuk pertama kalinya dan membuat file Microsoft Office yang terinfeksi menjadi lebih banyak. Akibatnya, lebih sulit dideteksi oleh solusi keamanan siber.
File berbahaya didistribusikan melalui email phishing dengan kedok dokumen Microsoft Office. Ternyata, aksi malware berbahaya ini berdampak buruk pada pengguna di seluruh dunia, dengan jumlah korban terbanyak di negara-negara dari wilayah Uni Eropa, Asia Pasifik, dan Amerika Latin.
Melalui siaran pers yang diterima dari Republika, pakar Kaspersky menyebutkan Emotet adalah program malware komputer yang awalnya dikembangkan dalam bentuk trojan perbankan.Tujuannya adalah untuk mengakses perangkat asing dan memata-matai data pribadi yang sensitif.
Emotet telah dikenal dalam mengelabui program antivirus dasar dan bersembunyi darinya. Dalam melancarkan aksinya, penjahat dunia maya telah memperkenalkan teknik yang melibatkan peningkatan ukuran file untuk menghindari deteksi.