Ahad 26 Mar 2023 07:09 WIB

190 Negara Padamkan Lampu Ikuti Gerakan Earth Hour

Sekitar 190 negara dan wilayah di dunia mengikuti gerakan memadamkan lampu.

Rep: Fergi Nadira / Red: Natalia Endah Hapsari
Seorang gadis menyusun lilin-lilin elektrik saat memperingati Earth Hour. Sekitar 190 negara dan wilayah di dunia mengikuti gerakan memadamkan lampu selama satu jam dalam rangka Earth Hour.
Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Seorang gadis menyusun lilin-lilin elektrik saat memperingati Earth Hour. Sekitar 190 negara dan wilayah di dunia mengikuti gerakan memadamkan lampu selama satu jam dalam rangka Earth Hour.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Sekitar 190 negara dan wilayah di dunia mengikuti gerakan memadamkan lampu selama satu jam dalam rangka Earth Hour. Gerakan ini menjadi yang terbesar yang pernah ada karena diikuti banyak negara yang dimulai pukul 20.30-21.30 pada Sabtu (25/3/2023).

"Mulai pukul 20.30 waktu setempat pada tanggal 25 Maret, Earth Hour World Wide Fund for Nature (WWF), gerakan lingkungan akar rumput terbesar di dunia, tahun ini akan menciptakan 'Satu Jam Terbesar untuk Bumi'," tulis WWF dikutip di situs resminya.

Baca Juga

Earth Hour merupakan kegiatan global rutin inisiatif WWF pada Sabtu terakhir Maret setiap tahunnya, untuk memadamkan lampu selama satu jam demi keberlangsungan bumi. Adapun berbagai situs global di seluruh dunia diharapkan dapat ikut dalam momen ikonik Earth Hour.

Berbagai ikon kota terkenal dunia termasuk Sydney Opera House, Zhouzhuang di Kunshan, Tiongkok dan Beijing National Speed Skating Hall, Taipei 101, Menara Eiffel, Empire State Building, dan Christ the Redeemer terlibat dalam aksi tersebut.

Di sisi lain, kampanye Earth Hour kali ini juga melibatkan orang-orang itu sendiri. Gerakan ini mengimbau masyarakat untuk 'mematikan' diri mereka sendiri dengan beristirahat sejenak dari rutinitas dan gangguan sehari-hari.

"Jutaan pendukung telah bersiap-siap untuk merayakan Earth Hour tahun ini, dengan banyak orang yang akan ambil bagian dalam kegiatan bersih-bersih pantai, penanaman pohon, dan berbagai acara menarik lainnya yang akan berlangsung di seluruh dunia," tulis WWF.

Direktur Jenderal WWF International Kirsten Schuijt mengatakan, Earth Hour merupakan perayaan yang fantastis untuk manusia, planet, dan alam. Tahun ini WWF ingin menciptakan Jam Terbesar untuk Bumi.

"Tahun ini kami ingin sebanyak mungkin orang merasa terinspirasi dan berdaya untuk berperan, sekecil apa pun. Dengan "mematikan" lampu Anda atau mematikan kebiasaan sehari-hari dan gangguan serta melakukan sesuatu yang positif untuk planet ini, kita dapat mengubah satu Earth Hour menjadi ribuan dan jutaan jam aksi," kata dia.

Aksi serupa juga berlangsung di Indonesia. Salah satunya adalah aksi para relawan di Bali. Relawan menyalakan lilin membentuk angka 60 plus saat peringatan Earth Hour di Conrad Bali, Badung, Bali, Sabtu (25/3/2023). Aksi Earth Hour dengan mematikan lampu pada pukul 20.30 hingga 21.30 waktu setempat tersebut dilakukan di berbagai belahan dunia sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi bumi sekaligus sebagai kampanye untuk menghemat pemakaian listrik.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement