REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un telah meminta para ilmuwan nuklir di negara itu untuk meningkatkan produksi bahan senjata untuk membuat bom. Permintaan itu berguna dalam meningkatkan jangkauan senjata milik Pyongyang.
Laporan kantor berita pemerintah Korut KCNA pada Selasa (28/3/2023), Kim melakukan pertemuan dengan para pejabat dan ilmuwan di sebuah lembaga senjata nuklir negara pada Senin. Dalam kesempatan itu, dia menekankan perlunya meningkatkan produksi bahan bakar bom.
Tindakan ini untuk memenuhi tujuannya dalam memperluas persenjataan nuklir secara eksponensial. Kemampuan itu juga dapat mengeluarkan tugas-tugas penting yang tidak ditentukan untuk industri nuklir Korut.
Kim juga memeriksa rencana untuk serangan balik nuklir. Para ilmuwan memberi pengarahan kepadanya tentang sistem senjata berkemampuan nuklir terbaru Korut dan kemajuan teknologi untuk memasang hulu ledak nuklir pada rudal.
Foto-foto yang dirilis KCNA menunjukkan Kim berbicara dengan pejabat di dalam aula yang menampilkan berbagai jenis hulu ledak, termasuk sekitar 10 kapsul hijau khaki dengan ujung merah. Senjata lainnya termasuk perangkat yang tampak seperti kerucut hitam-putih dengan sirip atau torpedo besar.
Sebuah poster dinding di dekat salah satu perangkat hijau menggambarkan sebuah hulu ledak yang disebut Hwasan-31 atau memiliki arti gunung berapi. Grafik poster menyiratkan bahwa senjata itu bisa muat di beberapa sistem balistik jarak pendek, rudal jelajah, dan drone bawah air berkemampuan nuklir. Pesawat tanpa awak itu pertama kali diluncurkan minggu lalu.
Ukuran dan bentuk Hwasan-31, yang diperkirakan beberapa ahli memiliki lebar sekitar 50 sentimeter dan panjang 90 sentimeter. Senjata ini, menurut profesor di University of North Korean Studies di Seoul Kim Dong-yub, menunjukkan kemajuan dalam upaya Pyongyang untuk membuat hulu ledak mini yang dapat muat di berbagai sistem pengiriman.
Juru bicara Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Korsel) Lee Sung-jun mengatakan, militer sedang menganalisis hulu ledak yang ditampilkan dalam foto Korut.
Menyusul enam uji coba nuklir sejak 2006, Korut kemungkinan memiliki lusinan hulu ledak yang mungkin dapat dipasang pada beberapa sistem yang lebih tua, seperti misil Scud atau Rodong.
Dokumen pertahanan Korsel dua tahunan yang dirilis pada Februari menyatakan, Korut diperkirakan memiliki 70 kilogram plutonium tingkat senjata, yang menurut beberapa pengamat cukup untuk sekitar 9-18 bom. Dokumen tersebut memperkirakan Pyongyang juga memiliki sejumlah besar uranium yang diperkaya tinggi.
Kompleks nuklir utama Korut di Yongbyon memiliki fasilitas untuk memproduksi plutonium dan uranium yang diperkaya tinggi. Senyawa itu merupakan dua bahan bakar bom utama yang digunakan untuk membuat senjata nuklir. Korut juga diyakini mengoperasikan setidaknya satu fasilitas pengayaan uranium rahasia tambahan, selain yang ada di kompleks Yongbyon.