REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sampah masih menjadi permasalahan lingkungan di berbagai kota di Indonesia. Salah satunya, terjadi di Kabupaten Kuningan. Timbunan sampah semakin meningkat sementara ketersediaan sarana dan prasarana Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuningan, terbatas. Hal ini, membuat masih banyak sampah yang belum terkelola.
Untuk mengatasi masalah tersebut, tim PKM LPPM Universitas Islam Bandung (UNISBA) yang dipimpin oleh Dr. Ir. Mohamad Satori, MT., IPU menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Yakni, dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan mengenai pengelolaan sampah dengan pendekatan ekonomi sirkular.
“Prinsip ekonomi sirkular dalam pengelolaan sampah adalah suatu pendekatan pengelolaan dengan memaksimalkan sampah," ujar Satori dalam siaran presnya, Selasa (28/3/2023).
Menurut Satori, dengan memaksimalkan sampah maka material tetap dalam siklus ekonomi. Serta, memperkecil sampah yang masuk ke lingkungan disebabkan karena tidak terkelola dengan baik.
Satori mengatakan, pengumpulan sampah anorganik layak jual telah dikumpulkan oleh Tim Kreatif yang dibentuk oleh Kepala Desa. Tujuan awalnya, adalah untuk membantu pembiayaan pembangunan masjid Desa Sindangbarang.
"Hasil penjualan dari sampah anorganik saat ini sekitar Rp 4 juta per bulan," katanya.
Sementara untuk sampah organik dan residu, kata dia, ada yang dibakar di tungku pembakaran dan sebagian lagi dibuang ke TPA Ciniru.
Kegiatan PKM ini, kata dia, dilakukan oleh tim dari LPPM UNISBA yang terdiri dari 4 orang dosen dan 4 orang mahasiswa dari Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Unisba. Sementara peserta kegiatan PKM pada hari Sabtu tanggal 4 Maret 2023, diikuti 50 orang peserta. Yakni, terdiri dari para kepala dusun, perwakilan PKK, karang taruna, pengelola sampah, dan BPD Desa Sindangbarang.
Kegiatan PKM, kata dia, dimulai dengan melakukan sosialisasi bertempat di Aula Desa Sindangbarang Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan. Kemudian, dilanjutkan dengan pendampingan secara door to door kepada masyarakat terutama terkait dengan pemilahan sampah di rumah tangga.
Setelah itu, kata dia, kemudian dilakukan praktik pemilahan sampah layak daur ulang serta praktik pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan menggunakan metode bata terawang. Pada kegiatan PKM tersebut juga telah dibentuk Bank Sampah yang dilelola oleh Karang Taruna Desa dengan nama Bank Sampah Fiisabilillaah Desa Sindangbarang.
Menurut Kepala Desa Sindangbarang D Dahlan, pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan PKM LPPM Unisba tersebut. “Kami berharap bahwa persoalan sampah di desa kami dapat teratasi. Serta lebih banyak memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama untuk jenis sampah yang memiliki potensi ekonomi," katanya.
Dahlan berharap, kegiatan PKM ini dapat meningkatkan kemampuan para pengelola sampah yang pada akhirnya dapat membantu menyelesaikan masalah sampah di Desa Sindangbarang, mengingat TPA Ciniru Kab Kuningan sudah mulai kritis jika pembuangan sampah terus dilakukan ke TPA. Selain itu juga, sosialisasi yang diberikan tim PKM tentang pengelolaan sampah dengan prinsip ekonomi sirkular, diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat Desa Sindangbarang khususnya, agar lebih sadar menjaga lingkungan terutama memilah sampah.
Saat ini jumlah bank sampah di Kabupaten Kuningan ada sekitar 22 bank sampah unit yang dikelola oleh masyarakat, akan tetapi keberadaannya belum maksimal.
“Mudah-mudahan dengan adanya PKM dari LPPM Unisba ini akan menambah jumlah bank sampah di Kabupaten Kuningan sehingga kegiatan pengurangan sampah di sumber makin meningkat," katanya.