REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelima, Knafeh, Palestina
Negara-negara di luar AS dan Eropa juga memiliki sejarah kuliner makanan penutup berbasis keju yang lezat. Knafeh (juga dieja kunafa, kanafe, atau kunefe) adalah salah satu manisan berharga di Timur Tengah, meskipun asalnya masih diperdebatkan.
Beberapa sejarawan menempatkan makanan penutup secara definitif di Palestina, sementara lebih banyak yang mengklaim asalnya dari Mesir atau Suriah. Apapun masalahnya, knafeh telah menyihir orang selama berabad-abad dengan aroma bunga dan rasanya yang manis.
Basis makanan penutupnya adalah mozzarella, yang atasnya dengan filum parut (disebut kataifi), lalu dimasukkan ke dalam oven hingga meleleh dan berwarna keemasan. Sirup bunga manis beraroma mawar dan bunga jeruk dituangkan di atasnya, lalu taburan pistachio yang dihancurkan melengkapi knafeh.
Keenam, Haleem, Pakistan
Memasak perlahan adalah rahasia untuk menciptakan haleem yang sukses dari hidangan tradisional Pakistan yang kental, harum, dan lezat serta menggoda selera.
Untuk membuat haleem, orang memasak daging, gandum atau jelai, lentil, kacang-kacangan, dan rempah-rempah hingga menjadi lembut. Mereka biasanya menghiasinya dengan irisan jahe, bawang bombai renyah, karamel, dan daun ketumbar segar untuk menambah rasa. Meskipun hidangan tersebut berakar di Iran, Nizams of Hyderabad mempopulerkan makanan tersebut di seluruh India. Belakangan, ketika banyak muslim melarikan diri ke Pakistan yang baru dibentuk setelah oemisahan India, mereka mengadaptasi haleem menjadi perayaan khusus.
Ketujuh, Harira, Maroko
Masakan Maroko kaya akan variasi dan rasa, tetapi satu hidangan merupakan syarat mutlak pada menu buka puasa yakni harira. Sup tradisional Maroko ini dikemas dalam rasa dan yang mengejutkan, seringkali berbahan dasar tumbuhan (walaupun beberapa sajian ada yang mengandung daging).
Nama ini berasal dari kata Arab "harir", yang berarti sutra mengacu pada tekstur yang halus dan lembut. Makanan ini juga penuh dengan buncis, tomat, lentil, peterseli, ketumbar, seledri, bihun, jahe, dan rempah-rempah yang menghangatkan. Rempah segar menambahkan sedikit semangat, sementara denyut nadinya tidak dapat disangkal menenangkan. Tidak sulit untuk melihat mengapa seluruh negeri menanti-nanti mangkuk panas harira dengan roti kering untuk berbuka puasa.
Kedelapan, Kue Lapis, Indonesia
Mungkin makanan penutup Ramadhan yang paling semarak, kue lapis adalah kue kukus dengan lapisan mencolok yang berasal dari Indonesia. Popularitasnya juga menyebar ke seluruh Malaysia, di mana makanan penutup yang berwarna-warni disebut "kuih".
Koki menggunakan berbagai bahan alami yang berasal dari Asia Tenggara untuk meresapi lapisan yang berbeda dengan warna cerah, termasuk bunga telang, daun pandan, sirup mawar, dan labu. Teksturnya lembut dan kenyal karena bahan-bahan asli seperti beras ketan dan tapioka, sedangkan santan memberikan rasa krim dan gula tebu. Menjelang akhir bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, pedagang kaki lima memenuhi jalan-jalan yang menjual tumpukan kue lapis. Lebih banyak keluarga tradisional mengabdikan diri mereka untuk membuat makanan penutup yang lezat ini dengan penuh kasih.
Kesembilan, Patir, Uzbekistan
Secara historis, Uzbekistan dan sebagian besar Asia Tengah pernah menjadi negara Muslim. Pada tahun 1924, semuanya berubah. Uni Soviet menduduki Uzbekistan dan memaksakan agama negara, ateisme, pada rakyatnya. Mereka menghancurkan masjid, membakar tulisan Arab, dan melarang umat Islam memegang jabatan.
Baru pada tahun 1991 Muslim Uzbekistan, yang merupakan 90 persen dari populasi negara itu, akhirnya dapat mempraktikkan agama mereka tanpa takut akan penganiayaan. Mungkin karena sejarah kelam, di zaman modern ini, Ramadhan tetap menjadi urusan yang relatif pribadi tanpa banyak kemegahan atau kemewahan.
Namun, biasanya kepala keluarga mengadakan doa bersama, lalu berbuka puasa dengan patir, roti renyah dan bermentega yang dipanggang dalam oven tandoor tradisional
Kesepuluh, Zulbia, Iran
Jika terbiasa dengan masakan Asia Selatan, mungkin akan mengenali zulbia. Makanan ini menyerupai jalebi India dan bahkan menggunakan bahan yang sama. Camilan manis ini terbuat dari adonan kunyit, yogurt, tepung, dan baking powder yang difermentasi selama satu jam, lalu disalurkan ke dalam minyak panas, berbentuk spiral. Setelah digoreng, zoolbia dengan cepat dicelupkan ke dalam sirup gula beraroma mawar, memberikan tekstur renyah yang menggoda dan rasa yang lebih manis.
Selama Ramadhan, orang biasanya memasangkan zoolbia dengan bamieh, kue berbentuk donat yang mirip dengan churros, dan teh panas. Menggabungkan suguhan tradisional ini dengan minuman susu menciptakan rasa yang sangat memanjakan namun nyaman untuk waktu-waktu perayaan.
Sumber:
https://www.tastingtable.com/1214151/traditional-dishes-enjoyed-for-ramadan-around-the-globe/