Rabu 29 Mar 2023 14:29 WIB

PLN Bakal Implementasikan Co-firing Biomassa di 42 PLTU Tahun Ini

Dengan co-firing ini, kebutuhan biomassa akan terpenuhi karena kebutuhannya meningkat

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pekerja mengoperasikan alat berat mengeruk bahan baku pengganti batu bara (co-firing) biomassa yang berasal dari sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/7/2022). PT PJB bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengirimkan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) pertama sebanyak 160 ton yang digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara (co-firing) di PLTU Tanjung Awar-Awar dan PLTU Paiton.
Foto: ANTARA/Umarul Faruq
Pekerja mengoperasikan alat berat mengeruk bahan baku pengganti batu bara (co-firing) biomassa yang berasal dari sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/7/2022). PT PJB bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mengirimkan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) pertama sebanyak 160 ton yang digunakan sebagai bahan bakar pengganti batu bara (co-firing) di PLTU Tanjung Awar-Awar dan PLTU Paiton.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) bakal mengimplementasikan co-firing atau penambahan biomassa sebagai bahan campuran batubara di 42 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) tahun ini. Langkah co-firing itu menjadi salah satu upaya untuk menurunkan emisi gas karbon yang ditimbulkan dari pembangkit listrik berbasis energi fosil.

Direktur Perencanaan Korporat dan Pengembangan Bisnis PLN, Hartanto Wibowo, menjelaskan, total kapasitas dari 42 PLTU tersebut mencapai 0,61 giga watt. Adapun co-firing akan dilakukan sebesar dua persen dari total kebutuhan batu bara dan akan dihasilkan produksi listrik 0,95 terra watt hour (TWh).

Baca Juga

"Dengan co-firing ini, kebutuhan biomassa akan terus meningkat dan kita butuh kerja sama dengan Perhutani, pemerintah daerah, dan berbagai pihak untuk penuhi sumber-sumber biomassa yang akan kita butuhkan," kata Hartanto dalam webinar yang digelar LPPIA FIA Universitas Indonesia, Rabu (29/3/2023).

PLN pun mencatat total kebutuhan biomassa untuk program co-firing tahun ini diperkirakan mencapai 1,08 juta ton.