Kamis 30 Mar 2023 17:32 WIB

LPS Imbau Masyarakat Tetap Percaya Perbankan Nasional

Mski perbankan global tengah guncang, masyarakat diimbau jangan takut berinvestasi.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Logo Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengimbau masyarakat tetap percaya kepada perbankan nasional.
Foto: lps.go.id
Logo Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengimbau masyarakat tetap percaya kepada perbankan nasional.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengimbau masyarakat tetap percaya kepada perbankan nasional. Meskipun perbankan global tengah diguncang, Purbaya mengatakan jangan takut untuk memulai investasi.

"Oleh sebab meskipun ada potensi resesi di beberapa negara besar namun di tengah berbagai tekanan global tersebut, Indonesia menurut estimasi tidak akan memasuki masa resesi," kata Purbaya dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (30/3/2023).

Baca Juga

Hal tersebut mengacu pada 2022 saat ekonomi Indonesia mampu tumbuh impresif sebesar 5,31 persen. Selain itu sebagian besar ditopang oleh konsumsi domestik yang berkontribusi 52,81 persen dari PDB kuartal IV 2022.

Purbaya juga meminta masyarakat harus tetap tenang terkait simpanannya. "Sebab aset LPS sekarang sebesar 196 triliun lebih, jadi jangan takut menabung karena dana LPS sangat cukup untuk menjamin simpanan masyarakat,” ungkap Purbaya.

Per 28 Februari 2023, total aset LPS mencapai Rp 196,68 triliun. Purbaya menegaskan, posisi tersebut merepresentasikan kenaikan 5,32 persen secara year to date dibandingkan posisi akhir tahun lalu 31 Desember 2022. Angka tersebut juga menunjukan ada kenaikan 15,07 persen secara tahunan dibandingkan posisi yang sama pada 28 Februari 2022.

Pada tahun ini, LPS menargetkan posisi aset mencapai lebih dari Rp 200 triliun. "Ini agar dapat terus memperkuat kapasitas LPS dalam melaksanakan penanganan bank dengan efektif," tutur Purbaya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement