ANTARIKSA -- Gelombang gravitasi adalah riak kecil dalam jalinan ruangwaktu yang merambat keluar dari beberapa peristiwa paling keras dan kuat di kosmos. Merambat melalui luasnya alam semesta untuk mencapai kita di Bumi, gelombang ini akan kehilangan energinya secara bertahap, menjadi semakin redup dan tak terlihat.
Pengukuran gelombang gravitasi, juga disebut radiasi gravitasi di fasilitas seperti Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory (LIGO) yang dioperasikan oleh California Institute of Technology (Caltech) dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) sangat signifikan. Pengukuran itu tidak hanya membantu mengonfirmasi teori paling akurat tentang gravitasi sebagai salah satu gaya dasar alam semesta, tetapi juga menawarkan cara baru bagi para astronom melihat kosmos.
Yang lebih menarik lagi, pengamatan dalam gelombang gravitasi dapat digabungkan dengan pengamatan dalam spektrum elektromagnetik untuk menciptakan bentuk astronomi baru yang kuat. Inilah yang menurut NASA yang disebut astronomi multi-utusan.
Siapa yang Menemukan Gelombang Gravitasi?
Gelombang gravitasi pertama kali diprediksi dalam teori gravitasi Albert Einstein tahun 1915, yang dikenal sebagai relativitas umum. Salah satu kesimpulan utama dari teori ini adalah gravitasi muncul sebagai akibat dari fakta bahwa benda-benda bermassa membelokkan jalinan ruang dan waktu.