Jumat 31 Mar 2023 23:47 WIB

Sepekan Ini, BPPTKG Laporkan Dua Kali Awan Panas Guguran Merapi

Awan panas guguran ke arah barat daya yakni ke Kali Boyong dengan jarak luncur 1000 M

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Luncuran awan panas guguran (APG) Gunung Merapi terlihat dari Tunggularum, Sleman, Yogyakarta. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat bahwa dalam sepekan ini awan panas guguran di Gunung Merapi masih terjadi. Dalam pengamatan sejak 24-30 Maret 2023, tercatat dua kali kejadian awan panas guguran.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Luncuran awan panas guguran (APG) Gunung Merapi terlihat dari Tunggularum, Sleman, Yogyakarta. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat bahwa dalam sepekan ini awan panas guguran di Gunung Merapi masih terjadi. Dalam pengamatan sejak 24-30 Maret 2023, tercatat dua kali kejadian awan panas guguran.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat bahwa dalam sepekan ini awan panas guguran di Gunung Merapi masih terjadi. Dalam pengamatan sejak 24-30 Maret 2023, tercatat dua kali kejadian awan panas guguran.

“Minggu ini terjadi dua kali awan panas guguran ke arah barat daya yakni ke Kali Boyong dengan jarak luncur 1.000 meter,” kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Jumat (31/3/2023).

Agus menyebut, pihaknya juga mengamati bahwa guguran lava terjadi sebanyak 176 kali ke arah barat daya yang meliputi Kali Bebeng dan Kali Boyong, dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter. Suara guguran pun terdengar satu kali dari Pos Pengamatan Merapi Babadan dengan intensitas kecil.

Terkait dengan kubah lava barat daya, pihaknya mengamati adanya perubahan morfologi yang terjadi akibat guguran lava dan awan panas guguran. Namun, untuk kubah lava tengah tidak terlihat adanya perubahan yang signifikan.