Ahad 02 Apr 2023 06:05 WIB

Pasien Cuci Darah Rentan Anemia? Atasi dengan Terapi Ini

Anemia menjadi problematika bagi pasien cuci darah.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur untuk membuang racun dari dalam tubuh akibat ginjal yang telah rusak. Namun, cuci darah ini bisa menyebabkan anemia./ilustrasi.
Foto: RS Sari Asih
Cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur untuk membuang racun dari dalam tubuh akibat ginjal yang telah rusak. Namun, cuci darah ini bisa menyebabkan anemia./ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Cuci darah atau hemodialisis adalah prosedur untuk membuang racun dari dalam tubuh akibat ginjal yang telah rusak. Namun, cuci darah ini bisa menyebabkan anemia. Bagaimana solusi untuk mengatasi anemia pada pasien cuci darah?

Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), Tony Richard Samosir, mengatakan seperti kita ketahui anemia menjadi problematika bagi pasien cuci darah. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah dengan penyutikan endogenous erythropoietin (EPO) atau alternatif lain dengan melakukan tranfusi darah.

Baca Juga

Internis Konsulen Ginjal dan Hipertensi, dr Afiatin dr. SpPD-KGH., FINASIM mengatakan pada pasien penyakit ginjal kronik (PGK) dengan dialisis yang mengalami anemia harus diterapi dengan baik. Ia mengatakan terapi utama untuk masalah ini adalah dengan pemberian terapi Ertythropoiesis Stimulating Agent (ESA).

"Terapi ESA dapat diberikan kepada pasien dengan HB <10g/dl, penyebab lain anemia sudah disingkirkan, tidak ada anemia defisiensi besi absolut dan tidak ada infeksi berat," jelasnya dalam acara webinar pilih EPO atau transfusi darah?, yang diselenggarakan PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) bersama KPCDI belum lama ini.