REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk berhasil mengubah kerugian pada 2021 menjadi untung pada 2022. Dalam laporan keuangan Garuda Indonesia yang dikutip dari keterbukaan Bursa Efek Indonesia, Sabtu (1/4/2023), Garuda Indonesia mencatat laba bersih secara konsolidasi pada 2022 mencapai 3,73 miliar dolar AS.
Padahal, selama 2021, maskapai pelat merah itu mencatat rugi bersih mencapai 4,15 miliar dolar AS. Laba bersih tersebut ditopang peningkatan pendapatan usaha GIAA dari 1,33 miliar dolar AS pada 2021 menjadi 2,1 miliar dolar AS pada 2022.
Pendapatan tersebut didapatkan dari penerbangan berjadwal senilai 1,68 miliar dolar AS. Angka itu naik dibandingkan kinerja 2021 yang hanya mencatat 1,04 miliar dolar AS.
Sementara itu, pendapatan penerbangan tidak berjadwal Garuda Indonesia juga naik dari 88 juta dolar AS pada 2021 menjadi 174 juta dolar AS pada 2022. Sementara itu, pendapatan dari segmen lainnya tercatat sebesar 235 juta dolar AS.
Dalam laporan keuangan tersebut, Garuda Indonesia juga mencatat penurunan beban usaha pada 2022. Beban usaha Garuda Indonesia pada 2022 turun dari 2,6 miliar dolar AS menjadi 2,51 miliar dolar AS.
Selain dari pendapatan usaha, kinerja laba bersih Garuda pada 2022 tersebut juga dipengaruhi adanya restrukturisasi utang. Dalam laporan keuangan Garuda Indonesia tersebut tertulis adanya dampak material atas pendapatan yang diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi sebesar 2,8 miliar dolar AS hasil restrukturisasi utang yang timbul dari putusan homologasi.