REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi akan mengurangi produksi minyaknya secara sukarela sebesar 500 ribu barel per hari (bph) dari Mei 2023 hingga akhir tahun ini. Hal ini dilakukan dengan berkoordinasi bersama anggota aliansi produsen minyak lainnya.
Dikutip dari Saudi Press Agency, Ahad (2/4/2023), Wakil Perdana Menteri Rusia juga menyebut akan memperpanjang pengurangan produksi sevesar 500 ribu bph hingga akhir tahun. Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, Irak, Oman, dan Aljazair juga akan melakukan pengurangan produksi dalam periode yang sama.
UEA akan mengurangi produksi sebesar 144 ribu bph, Kuwait sebesar 128 ribu bph, dan Irak sebesar 211 ribu bph. Sementara Oman mengumumkan akan mengurangi produksi sebesar 40 ribu bph dan Aljazair akan mengurangi produksi sebesar 48 ribu bph.
Kementerian Energi Saudi menyampaikan, kebijakan pengurangan produksi dari Kerajaan adalah upaya antisipasi dalam mendukung stabilitas harga di pasar minyak.