Selasa 04 Apr 2023 12:48 WIB

Banyak Pengguna Ogah Bayar Tarif Twitter, Begini Reaksi Elon Musk

Masih ada pengguna Twitter yang belum kehilangan tanda centang biru mereka.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
CEO Twitter Elon Musk menanggapi kabar terkait surat kabar New York Times, salah satu media besar Amerika, yang tidak akan membayar tarif untuk centang biru bagi akun terverifikasi/ilustrasi.
Foto: AP Photo/Francois Mori
CEO Twitter Elon Musk menanggapi kabar terkait surat kabar New York Times, salah satu media besar Amerika, yang tidak akan membayar tarif untuk centang biru bagi akun terverifikasi/ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Setelah pengumuman dari Twitter tentang tarif centang biru untuk akun terverifikasi, ada salah satu hal yang cukup menyita perhatian. Hal itu tentang cuitan CEO Twitter Elon Musk yang menanggapi kabar terkait surat kabar New York Times, salah satu media besar Amerika, yang tidak akan membayar tarif untuk itu.

Setelah pengumuman tarif centang biru oleh Twitter, seharusnya sudah banyak akun yang kehilangan tanda verifikasi akun. Tetapi kenyataannya masih ada yang belum kehilangan tanda biru mereka, padahal belum beralih ke layanan berbayar atau premium.

Baca Juga

Tetapi berbeda dengan The New York Times yang sudah langsung kehilangan centang biru mereka. Akun utama surat kabar itu, yang memiliki 54,9 juta pengikut, tidak lagi memiliki tanda centang biru sejak Ahad (2/4/2023).

Musk menulis cuitan bahwa halaman surat kabar akan kehilangan simbol verifikasi, atau satu-satunya indikator publik legitimasi akun. Cuitan Musk datang sebagai tanggapan terhadap pengguna Twitter, DogeDesigner, yang mengatakan, New York Times tidak akan membayar untuk verifikasi Twitter.

Cuitan DogeDesigner disertai dengan emoji tertawa dan meme yang menampilkan logo Times. Musk pun menjawab dengan cuitan,"Lihat, tidak ada yang peduli!"

Musk juga menuliskan, "Oh, oke, kalau begitu kami akan melepasnya."

Bulan lalu, Twitter mengumumkan akan mulai menghentikan sistem verifikasi gratis. Ke depan, Twitter hendak menghapus tanda centang dari akun yang sebelumnya ditentukan oleh perusahaan adalah asli dan untuk kepentingan umum. Tetapi banyak akun terverifikasi masih memiliki tanda centang pada Ahad sore.

Sementara beberapa akun Twitter Times lainnya, termasuk New York Times World, NYT Science, dan New York Times Opinion, juga terpantau masih memiliki tanda centang terverifikasi pada Ahad sore.

Twitter tidak menanggapi permintaan komentar, seperti dikutip dari NBC News. Seorang juru bicara Times mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perusahaan tidak berencana untuk membayar biaya bulanan untuk mempertahankan tanda centang biru di salah satu akun Twitter institusional mereka. NY Times juga tidak akan mengganti uang jurnalis yang ingin mempertahankan tanda centang di akun pribadi mereka.

Hal ini kecuali dalam kasus yang jarang terjadi di mana status menjadi penting untuk tujuan pelaporan. Juru bicara tidak menanggapi permintaan komentar tentang tweet Musk yang meremehkan pelaporan Times atau feed Twitter-nya.

The Times melaporkan, pekan lalu bahwa surat kabar tidak akan membayar tanda centang biru. Akan tetapi juga melaporkan bahwa 500 pengiklan teratas Twitter dan 10 ribu organisasi dengan pengikut terbanyak yang sebelumnya diverifikasi, tidak perlu membayar untuk verifikasi, mengutip dokumen internal. NBC News belum memverifikasi pelaporan itu secara independen.

The Times adalah akun ke-19 yang paling banyak diikuti di Twitter, menurut alat analitik media sosial SocialTracker. Perusahaan media lain, termasuk CNN, Los Angeles Times, The Washington Post, BuzzFeed, Politico, dan Vox, juga diketahui tidak akan membayar untuk mempertahankan tanda centang biru mereka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement