REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan stabilitas sistem jasa keuangan tetap terjaga meski terjadi gejolak sistem keuangan global akibat ditutupnya beberapa bank di Amerika Serikat dan Eropa. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, saat ini kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan meningkat dan permodalan serta likuiditas berada level yang memadai.
“Di tengah dinamika ekonomi global itu, ekonomi domestik mencatat pertumbuhan solid dan neraca dagang surplus. Indeks PMI serta manufaktur zona ekspansi yang berlangsung dalam 18 bulan terakhir,” ujarnya saat konferensi pers secara virtual, Senin (3/4/2023).
Mahendra menyebut, saat ini tekanan rantai pasok membaik dan pembukaan kembali ekonomi China turut mendukung perekonomian. Meski begitu, pengetatan kebijakan global akan berlanjut seiring inflasi yang masih tinggi.
"Otoritas negara-negara itu telah bertindak cepat mengatasi masalah itu, sehingga mencegah penularan risiko. Dari sisi lain, 2023 secara umum resilience," ucapnya.