REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Masjid Agung Sunda Kelapa Jakarta Pusat, mempunyai program-program inovatif untuk umat.
Staf Khusus Sekretariat Masjid Agung Sunda Kelapa M Reno Fathur Rahman mengatakan Masjid Sunda Kelapa membuka layanan pengaduan (hotline) selama24 jam untuk membantu menyelesaikan masalah umat.
"Kita buka hotline 24 jam, kita bantu selesaikan permasalahan umat," kata Reno kepada Antara di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta, Senin (3/4/2023).
Reno mengatakan masjid adalah tempat menyelesaikan permasalahan umat, berbagai permasalahan dapat diselesaikan karena Islam mengatur semuanya.
Reno menambahkan banyak orang dengan berbagai permasalahan datang ke masjid untuk berkonsultasi terkait masalah yang mereka hadapi.
Umumnya mereka berkonsultasi tentang hukum-hukum syariat yang tidak diketahui sebagian masyarakat.
"Ada yang bertanya soal zakat, pembagian harta warisan, hukum rumah tangga, dan lain-lain. Meskipun secara teori banyak diajarkan, namun pengaplikasiannya pada masyarakat tidak semudah itu," kata Reno.
Dia membandingkan jika sekolah agama mendidik siswanya dengan ilmu teori, maka masjid mendidik masyarakat dengan praktek. Reno menyatakan pihaknya sangat terbuka dalam menanggapi konsultasi masyarakat yang hadir ke masjid, namun masih belum banyak orang memanfaatkan fasilitas ini."Kita bisa buat konten di medsos tapi hanya sebatas itu, orang tetap malu jika langsung bertanya ke masjid," sambung Reno.
Reno berharap dengan adanya hotline ini masyarakat bisa memanfaatkannya dengan baik agar permasalahan yang umum terjadi di masyarakat bisa terselesaikan.
Untuk dapat menggunakan layanan tersebut masyarakat bisa menghubungi 0851-55-123456 untuk membuat janji dalam melakukan konseling, tambah dia.
Selain itu, pihaknya juga memberdayakan penceramah wanita saat ibadah tarawih selama Ramadhan 1444 H.
"Kita tidak menutup kemungkinan kalau ulama juga ada yang dari kaum perempuan, maka kita berdayakan juga," kata Reno kepada Antara di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta, Senin.
Reno mengatakan, zaman sekarang ulama tidak hanya dari kaum laki-laki namun juga banyak ulama yang berasal dari kaum perempuan.
Masjid Agung Sunda Kelapa juga memilih perempuan yang sesuai dengan bidang keahliannya untuk menjadi penceramah. Seluruhnya sudah sesuai dengan tema dan bidang keilmuannya, tambah dia.
"Yang menjadi titik berat kan ilmunya, bukan laki-laki atau perempuan kan, kalau begitu laki-laki belajar ke perempuan ya tidak masalah," kata dia.
Menurutnya terdapat beberapa hal yang lebih dikuasai oleh perempuan daripada laki-laki, maka sah-sah saja jika perempuan yang mengisi ceramah tarawih jika sesuai dengan temanya.
Baca juga: Pujian Rakyat Negara Arab untuk Indonesia Terkait Piala Dunia U-20, Terhormat!
Selain itu, perempuan yang dipilih menjadi penceramah juga sudah teruji secara akademis, banyak lulusan luar negeri. Jadi secara keilmuan juga tidak diragukan lagi, tambah Reno.
Reno mengatakan hal ini sudah menjadi tradisi di Masjid Agung Sunda Kelapa dan selama ini selalu mendapatkan respons positif dari para jamaah."Alhamdulillah selama ini tidak ada yang protes, karena kita juga menyesuaikan kondisinya ketika penceramahnya adalah perempuan," kata Reno.
Reno menjelaskan pihaknya menyesuaikan dengan memberikan tempat khusus bagi penceramah wanita dan tidak naik ke mimbar utama supaya keadaannya tetap kondusif.
Selain tempat khusus, disediakan layar besar untuk para jamaah supaya tetap dapat melihat penceramah dan menyimak isi khutbah dari penceramah.
Selain itu, terdapat juga beberapa kajian dhuha (pagi hari sekitar pukul sepuluh) dan zuhur yang juga diisi oleh penceramah perempuan.