REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Marcus Rashford menjadi penyerang paling produktif di Eropa pascagelaran Piala Dunia 2022. Total 18 gol ditorehkan penyerang asal Inggris itu dalam 24 laga di semua ajang setelah beraksi di Qatar. Rashford pun dinilai tengah berada dalam performa terbaiknya.
Secara keseluruhan, Rashford telah mencetak 26 gol dan lima assist dari 45 penampilan di semua ajang pada musim ini. Ini menjadi catatan gol terbanyak penyerang berusia 25 tahun itu sejak dipromosikan ke tim utama United pada 2015 silam.
Kendati begitu, dalam satu momen perjalanan kariernya menembus tim utama United, Rashford sempat mengalami tantangan yang begitu besar. Pelatih Rashford di akademi United Neil Ryan mengungkapkan, Rashford sempat mengalami krisis kepercayaan diri dan meminta untuk digeser ke gelandang bertahan.
"Hal itu terjadi saat dia berusia 14 tahun. Dia menginginkan untuk lebih sering menguasai bola. Saat itu, dia mungkin tidak memiliki kecepatan, karena masih berkembang. Namun, kami sudah cukup yakin, dia bisa tampil sebagai penyerang,'' ujar Neil seperti dikutip Four Four Two, Selasa (4/4/2023).
Neil, yang saat ini dipercaya menukangi timnas Inggris U-18, menilai, sejak bergabung bersama akademi United, Rashford sudah menunjukkan potensi luar biasa. Rashford, menurut Neil, sudah terbiasa tampil dan bersaing dengan rekan-rekan setim yang jauh lebih tua dibanding dirinya.
''Sikap dan talenta Rashford selalu menonjol. Di level U-12 dan U-13, dia tampil fantastis dan tidak jarang merumput bersama pemain yang lebih tua,'' kata Neil, yang berkiprah di tim junior United selama 15 tahun tersebut.
Tidak hanya itu, Paul McGuinnes, yang sempat menjadi pelatih akademi dan tim cadangan MU, menilai, meski telah tampil begitu impresif pada musim ini, Rashford masih memiliki potensi yang besar untuk bisa terus berkembang.
''Dia masih memiliki kemampuan itu. Saya selalu merujuk pada golnya ke gawang Nottingham Forest pada Januari silam. Dia melewati para pemain bertahan dengan kecepatannya. Itu seperti gol yang biasa dia cetak di tim junior. Coba bayangkan, dia memiliki tandem yang sama baiknya di lini depan,'' tutur McGuinnes.