Rabu 05 Apr 2023 23:41 WIB

Kendalikan Inflasi, BI Luncurkan Program Ketahanan Pangan

BI bersama TPIP dan TPID meluncurkan program ketahanan pangan nasional.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ahmad Fikri Noor
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) se-Jawa meluncurkan dua program guna mendukung ketahanan pangan nasional. Langkah itu pun demi memperkuat pengendalian inflasi pangan sekaligus memastikan terkendalinya inflasi menjelang Idul Fitri.
Foto: Republika/Retno Wulandhari
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) se-Jawa meluncurkan dua program guna mendukung ketahanan pangan nasional. Langkah itu pun demi memperkuat pengendalian inflasi pangan sekaligus memastikan terkendalinya inflasi menjelang Idul Fitri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) se-Jawa meluncurkan dua program guna mendukung ketahanan pangan nasional. Langkah itu pun demi memperkuat pengendalian inflasi pangan sekaligus memastikan terkendalinya inflasi menjelang Idul Fitri. 

Kedua program tersebut yaitu digitalisasi hulu hilir sektor pangan dan quick wins pengendalian inflasi pangan jangka pendek. Program tersebut diusung melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Jawa di Purwakarta, Jawa Barat, pada 5 April 2023. 

Baca Juga

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, lewat program itu diharapkan dapat memperkuat dan memperluas penerapan digitalisasi produksi pangan secara end to end untuk mendorong produ​​​ktivitas. Tujuannya guna mendukung stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional.

"Kedua program tersebut diimplementasikan pertama dengan digitalisasi hulu hilir sisi produksi, pascapanen, pergudangan, pengolahan, pemasaran hingga pembiayaan pada sektor pangan melalui optimalisasi peran UMKM termasuk pesantren," jelas Perry dalam Kick Off GNPIP yang disiarkan secara virtual, Rabu (5/4/2023).

Program itu, lanjutnya, diwujudkan dengan penyusunan model bisnis digital farming melalui penyaluran smart green house ke Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan pesantren, penyaluran smart farming ke klaster pangan, penyaluran mesin pengolahan pascapanen cabai, peresmian lumbung pangan dengan Rice Milling Unit (RMU) dan Bed Dryer, digitalisasi pemasaran produk dengan startup pertanian, hingga digitalisasi pasar termasuk fasilitasi QRIS bagi pedagang. 

Kedua, quick wins pengendalian inflasi pangan jangka pendek yang terdiri dari gelaran operasi pasar dan gelar pangan murah komoditas pangan strategis di 277 titik se-Jawa. Lalu, perluasan kerja sama antar daerah (KAD), efisiensi distribusi melalui penyediaan jasa logistik, serta storage terjangkau hingga optimalisasi pengembangan dan pendampingan pupuk organik.

Perry turut menekankan penguatan sinergi TPIP/TPID dan GNPIP dalam mendorong penurunan inflasi pangan pada 2022. Diharapkan pada 2023 dapat menjadi akselerator langkah konkret bersama guna mengendalikan tekanan inflasi pangan, mendorong produksi, serta mendukung ketahanan pangan nasional. 

"Sinergi dan inovasi untuk menjaga ketahanan pangan melalui TPIP/TPID dan GNPIP adalah pengejawantahan filosofi luhur bekerja bersama, silih asih (saling peduli), silih asah (saling belajar) dan silih asuh (saling membimbing) demi kesejahteraan rakyat," tuturnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement