Kamis 06 Apr 2023 18:08 WIB

Pengamat: Duet Prabowo Airlangga Pasangan Ideal KIR-KIB

Prabowo dan Airlangga dinilai sebagai pasangan yang mendongkrak elektabilitas partai.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Erdy Nasrul
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) saat menggelar pertemuan di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (19/9/2022).
Foto: Istimewa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kanan) bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) saat menggelar pertemuan di Kantor Kemenko Perekonomian, Senin (19/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dinilai layak diusung sebagai calon presiden. Ketua Umum Gerindra itu sedang ditimang-timang untuk dipasangkan dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto.

"Prabowo Subianto tampaknya yakin dirinya paling layak menjadi capres bila Koalisi Besar terbentuk," kata Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga saat dihubungi, Kamis (6/4/2023).

Baca Juga

Terkait cawapres, Jamiluddin mengatakan sebaiknya Golkar harus bisa merelakan ketua umumnya, Airlangga Hartarto diusung sebagai cawapres, mengingat elektabilitas Airlangga yang cenderung turun.

"Jadi, dilihat dari elektabilitasnya, Prabowo dan Airlangga yang paling layak diusung Koalisi Besar. Pasangan ini tampaknya akan diterima PKB, PAN, dan PPP," ucap Jamiluddin.

Meski demikian, Jamiluddin mengatakan penentuan siapa capres-cawapres yang akan diusung justru akan berlangsung alot apabila PDIP ikut bergabung dalam Koalisi Besar.

Sebab, dia melanjutkan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah berulang kali menyatakan capres dari PDIP sudah harga mati.

"Jadi, bila Koalisi Besar mau tetap utuh sebaiknya tidak melibatkan PDIP. Sebab, kehadiran PDIP akan menyulitkan Koalisi Besar menetapkan capres dan cawapresnya," ucap Jamiluddin.

Komunikasi antarpartai

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada nama calon presiden yang final. Karenanya, komunikasi antarpartai politik harus terus dibangun, termasuk dengan Partai Bulan Bintang (PBB).

"Kita akan terus membangun komunikasi politik, akan ada saya kira beruntun pertemuan-pertemuan, ya ini proses demokrasi. Jadi tidak mungkin saat sekarang, tidak ada nama yang final, jadi ini semua kita bahas," ujar Prabowo usai pertemuan dengan Ketua Umum PPP, Yusril Ihza Mahendra, Kamis (6/4).

Ia mengatakan, segala kemungkinan masih dapat terjadi sebelum pendaftaran pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada September mendatang. Termasuk pembahasan koalisi ataupun pasangan calon.

"Dalam negosiasi politik itu kan ada saling pengertian, ya biasalah ini, negosiasi apapun tidak serta merta datang, tapi InsyaAllah. Ciri khas orang Indonesia adalah di ujungnya pasti ada jalan yang baik," ujar Prabowo.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani merasa bahwa tak akan ada kesulitan membahas sosok yang akan diusung sebagai capres dalam sebuah koalisi besar. Sebab, kerja sama antarpartai politik pasti telah disatukan lewat persamaan visi, misi, dan tujuan yang sama.

"Kami merasa Gerindra juga tidak merasa itu sebagai sesuatu yang sulit. Prinsipnya adalah bagaimana kita bersama-sama bisa melakukan proses pemilu, proses demokrasi itu dengan baik," ujar Muzani di depan kediaman Prabowo Subianto, Jakarta, Rabu (5/4).

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement