Jumat 07 Apr 2023 23:49 WIB

Pemudik Diprediksi Meningkat Tajam, Pemerintah Perlu Jamin Pasokan BBM di Jalur Mudik

Lalu lintas yang tak lancar membuat kebutuhan bahan bakar pemudik meningkat tinggi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Qommarria Rostanti
Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi bahan bakar di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Jumlah pemudik tahun ini diprediksi meningkat tajam, Untuk itu, pemerintah diminta melakukan persiapan mudik yang lebih matang, salah satunya soal pasokan BBM di jalur mudik. (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Sejumlah kendaraan antre untuk mengisi bahan bakar di sebuah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Jumlah pemudik tahun ini diprediksi meningkat tajam, Untuk itu, pemerintah diminta melakukan persiapan mudik yang lebih matang, salah satunya soal pasokan BBM di jalur mudik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 yang mereda membuat jumlah masyarakat yang melakukan mudik tahun ini diprediksi meningkat tajam. Anggota Komisi VI DPR RI, Herman Khaeron, mengingatkan peningkatan ini harus diimbangi persiapan yang matang.

Ia mengatakan, pemudik 2023 diprediksi capai 123,8 juta orang; naik 47 juta orang dari tahun lalu. Jika 2020, 2021, 2022 masih terimbas pandemi, tahun ini dengan kebebasan seperti sudah tidak ada Covid-19 lagi akan jadi klimaks situasi-situasi sebelumnya.

Baca Juga

Khaeron meyakini, untuk hari besar seperti Idul Fitri akan terjadi pergerakan ekonomi yang luar biasa. Ada dua momentum yang memang itu menjadi pergerakan ekonomi besar yaitu Lebaran yang setiap tahun akan terjadi dan pemilihan umum.

Dari sisi ketahanan energi, ia mengingatkan, jangan sampai 123,8 juta orang tersebut mudik namun bahan bakar tidak tersedia di wilayah-wilayah yang akan dilewati pemudik. Khaeron memberi apresiasi kesiapan Pertamina jelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Meski begitu, dia merasakan ada kekhawatiran lalu lintas yang tidak lancar membuat kebutuhan bahan bakar pemudik meningkat tinggi. Karenanya, ia menekankan, pasokan bahan bahan perlu dipikirkan agar nantinya tidak menjadi persoalan.

Khaeron menyoroti pula keterbatasan angkutan udara. Pasalnya maskapai penerbangan Garuda belum bisa beroperasi seperti tahun-tahun sebelum bermasalah dengan keuangan. Hal ini yang membuat armada-armada yang beroperasi akhirnya masih belum bisa optimal.

"Kalau penumpang (jumlahnya) bisa tiga kali lipat, ini akan kesulitan dari sisi penerbangan. Tapi kesiapannya perlu dipersiapkan sebaik-baiknya, dan Citilink sudah mulai menambah armada pesawat, ini bisa jadi persiapan menuju Lebaran," kata Khaeron, Jumat (7/4/2023).

Ia berharap, moda transportasi laut bisa jadi alternatif pilihan kalau angkutan udara memang terbatas setelah dihantam pandemi. Karenanya, Khaeron minta Pelni mempersiapkan diri dengan lebih matang untuk situasi-situasi tertentu.

Untuk angkutan darat umum, dia merasa kapasitas Damri masih belum berubah banyak. Menurut Khaeron, yang paling penting pihak kepolisian dan Kemenhub untuk mengatur lalu lintas agar bisa lancar sampai ke tempat tujuan.

"Kalau semua ini bisa dilakukan, kalau semua ini bisa berjalan dengan baik, tinggal memastikan di daerah tujuan ini apakah semua kebutuhan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat itu tersedia," ujar Khaeron.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement